digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada sektor migas, pipa merupakan kebutuhan mendasar yang digunakan untuk kegiatan penyaluran. Pada perencanaan pembangunan pipa penyalur, peta diperlukan sebagai alat untuk pemilihan jalur dan lokasi pipa yang paling optimal. Terdapat beberapa metode survei pemetaan yang dapat dilakukan. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Terdapat dua metode pemetaan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu fotogrametri UAV dan metode terestris. Survei udara menggunakan metode fotogrametri dengan wahana udara nir-awak (UAV-based photogrammetry) dapat digunakan untuk mendapatkan alternatif jalur pipa migas. Kamera yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera non metrik. Kamera non metrik tidak didesain untuk keperluan pengukuran dan pemetaan. Ketidaksempurnaan lensa pada kamera non metrik dapat berimbas pada kualitas gambar dan geometri dari citra yang dihasilkan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk melihat hasil pemetaan dengan fotogrametri UAV. Foto udara diolah menjadi DSM dan dilakukan proses filterisasi menggunakan SMRF dan slope-based. Dengan menggunakan peta topografi hasil pemetaan terestris sebagai acuan yang benar, dilakukan perbandingan koordinat yang dihasilkan dari produk akhir yaitu DTM fotogrametri dan DTM terestris. Perbedaan nilai koordinat ketinggian antara DTM Agisoft 4B SMRF dengan DTM Terestris sebesar 0.869 m, DTM Agisoft 4B slope-based dan DTM Terestris sebesar 0.639 m, DTM Agisoft 12B SMRF dengan DTM Terestris sebesar 0.861 m, DTM Agisoft 12B slope-based dengan DTM Terestris sebesar 0.573 m, sedangkan DTM LPS dengan DTM Terestris sebesar 0.428 m.