digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tujuan dari integrasi ekonomi dimana arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja menjadi lebih bebas. Pada kondisi ini, sertifikasi atau pengakuan formal dari produk memegang peranan penting. Pengakuan formal ini diberikan oleh lembaga penilaian kesesuaian dengan menilai spesifikasi yang dibutuhkan sehingga produk yang tersertifikasi dijamin memenuhi tingkat standar minimum. Persyaratan ini juga berlaku untuk aboratorium pengujian dan kalibrasi. Untuk mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional, laboratorium pengujian dan kalibrasi harus terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang menggunakan SNI ISO/IEC 17025 sebagai acuan dalam mengakreditasi. Untuk setiap laboratorium, ada dua faktor penting yang harus yang harus dipenuhi dalam akreditasi, yaitu echnoware yang berhubungan dengan kecanggihan mesin dan peralatan, dan humanware yang berhubungan dengan kompetensi sumberdaya manusia. Dalam menyiapkan laboratorium di Indonesia dalam menghadapi akreditasi, diperlukan kajian tentang pengukuran tingkat kesiapan technoware dan humanware laboratorium. Tesis ini bertujuan untuk merancang sebuah metode pengukuran tingkat kesiapan technoware dan humanware laboratorium dalam memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025. Model ini menggunakan derajat kecanggihan technoware dan humanware yang ada pada UNESCAP (1989). Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk menghubungkan tingkat technoware dan humanwareyang ada pada SNI ISO/IEC 17025 dengan tingkat kesiapan laboratroium. Model rancangan diimplementasikan pada laboratorium pengujian, laboratorium lingkungan dan laboratorium kalibrasi pada Balai Besar Tekstil yang sudah memenuhi kualifikasi sebagai laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Hasilnya, pada technical responses laboratorium terdapat dua dari sebelas proses terkait technoware (yaitu pengkondisian contoh dan persiapan contoh) dan satu dari sebelas proses terkait humanware (yaitu pengkajian order) yang belum memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025.