BAB 1 Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Alfitra Hasan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju pergantian udara (air change rate/ACH) di ruang tertutup skala laboratorium menggunakan metode peluruhan gas tracer metana (CH?) sesuai standar ASTM E741. Dua ruang uji akrilik digunakan: Lab 1 berukuran 20×20×20 cm (volume 8.000 cm³) dan Lab 2 berukuran 20×20×55 cm (volume 22.000 cm³), dengan variasi jumlah lubang ventilasi antara satu hingga empat. Total 90 percobaan dilakukan, dan konsentrasi metana diukur secara berkala hingga 1000 detik setelah injeksi gas. Analisis dilakukan melalui regresi linear terhadap grafik ln(C/C?) terhadap waktu untuk memperoleh nilai gradien (n) dan menghitung debit udara (Q). Hasil menunjukkan bahwa penambahan jumlah lubang ventilasi meningkatkan debit udara secara signifikan. Pada Lab 1, debit berkisar antara 0,39–0,71 m³/jam, sementara pada Lab 2 mencapai 0,45–0,77 m³/jam. Meski demikian, ACH di Lab 1 cenderung lebih tinggi dengan rata-rata 0,018 s-1 dibandingkan dengan Lab 2 dengan rata-rata 0,008 s-1, menandakan bahwa ruang kecil memiliki efisiensi ventilasi lebih baik relatif terhadap volumenya. Koefisien determinasi (R²) yang tinggi (0,94–0,99) menunjukkan bahwa peluruhan konsentrasi metana mengikuti model eksponensial secara baik. Temuan ini menegaskan pentingnya merancang sistem ventilasi berdasarkan volume ruang dan konfigurasi lubang agar proses pengenceran gas berjalan optimal, terutama pada ruang tertutup seperti laboratorium atau tambang bawah tanah.
Perpustakaan Digital ITB