digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Negara Indonesia memiliki daerah pegunungan yang luas dan tingkat curah hujan yang relatif tinggi pada area pegunungan mengakibatkan banyaknya terjadi bencana tanah longsor atau longsoran atau landslides. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan materi. Salah satu metode pencegahan bencana longsoran adalah dengan melakukan pemantauan daerah longsoran untuk mengidentifikasi potensi bencana yang ada. Pemantauan daerah longsoran yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Terestrial Laser Scanner (TLS) dapat menyediakan data pemantauan longsor yang cepat dan akurat. Pada Tugas Akhir ini daerah studi kasus bertempat di Ciloto di Jawa Barat. Pemantauan daerah longsoran dengan TLS cukup mudah untuk dilakukan karena dapat menghasilkan model 3D yang memiliki kerapatan tinggi dan akurasi dalam fraksi milimeter dalam waktu yang relatif cepat. Untuk menghasilkan data yang bergeoreferensi, dapat digunakan pengukuran gps pada titik-titik referensi yang digunakan. Ketelitian TLS masih dipengaruhi faktor suhu dan tekanan udara, kondisi cuaca, serta getaran dari lingkungan sekitar yang akan menurunkan ketelitian dan menimbulkan noise pada data ukuran. Faktor kecerahan dan warna objek juga berpengaruh pada efektifitas penggunaan TLS karena mempengaruhi jarak maksimal dari objek yang akan dipetakan. Ketelitian dari hasil akhir pengukuran harus memperhitungkan ketelitian pengukuran, titik referensi, dan model sebelum digunakan lebih lanjut.1