digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-COVER.pdf


2008 TA PP RISMA DINIAR 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP RISMA DINIAR 1-PUSTAKA.pdf

Pembangunan perkotaan di Indonesia sangat pesat, namun umumnya pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana kota belum diimbangi oleh pembangunan dan penyediaan rumah yang memadai, termasuk sarana dan prasarana perumahannya. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Medan, penyediaan perumahan bagi warganya masih belum seimbang dengan jumlah warga. Masih adanya gap antara supply dan demand, pada akhirnya menyebabkan penyediaan perumahan kota-kota tersebut dilakukan oleh kota-kota pendukung, seperti Bogor, Bekasi, dan juga Tangerang yang ditujukan untuk warga Jakarta. Pada akhirnya, fenomena ini mengakibatkan hampir setiap hari terjadi pergerakan manusia dari luar masuk ke dalam kota. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun rumah susun. Rumah susun ini ditujukan bagi para pekerja berpenghasilan menengah dan menengah bawah yang bekerja di kawasan komersial sekitar Pulomas. Untuk mengoptimalkan lahan yang harganya relatif tinggi, maka digunakan konsep mixed-use yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang strategis dan juga untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni rumah susun, dengan cara mereka dapat bekerja di mixed-use tersebut. Selain itu, rumah susun ini diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh penghuninya, dengan tidak mengabaikan segregasi antar fungsi bangunannya, dan juga menerapkan konsep penataan kembali perumahan kumuh di perkotaan, melalui peningkatan ekonomi rakyat. Hal utama yang dipentingkan dalam merancang sistem bangunan rumah susun ini adalah fungsi. Seluruh bentuk dan perletakan struktur maupun utilitas berdasarkan fungsi ruang dan hubungan fungsional antar ruang. Perwujudan desain dari konsep mixed-use tersebut adalah dengan dibangunnya rumah susun menengah ke bawah, apartemen menengah, bangunan komersial, sarana olahraga, dan juga sarana peribadatan. Agar terjadi interaksi yang baik antara masyarakat penghuni rumah susun, apartemen, dan masyarakat umum, maka dibangun fungsi-fungsi publik berupa ruang terbuka hijau sebagai penghubung berbagai macam fungsi. Selain itu, agar hierarki dari masing-masing fungsi tetap terjaga, maka dibentuk sebuah kluster-kluster hunian dan sirkulasi jalan yang berbeda antara jalan mobil dan jalan manusia. Untuk menciptakan suasana hijau dan sehat, maka diletakkan banyak vegetasi dari bebagai macam jenis.