2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-COVER.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-BAB 1.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-BAB 2.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-BAB 3.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-BAB 4.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-BAB 5.pdf
2008 TS PP PRADANTI MANDIRI VIDYAWARDHANI 1-PUSTAKA.pdf
Polisakarida adalah polimer alam yang telah menarik perhatian baru sebagai material yang maju atas dasar sifat biokompatibel, kapasitas pembentuk struktur, dan ramah terhadap lingkungan. Salah satu penggunaannya adalah untuk mensintesis sikat polimer dari amilosa dan amilopektin. Jenis polimer ini dapat disintesis melalui polimerisasi enzimatik dengan menggunakan fosforilase dan enzim penumbuh cabang pada glikogen. Pelat silikon digunakan sebagai penyangga padat dan polimer ditumbuhkan dari permukaannya. Sikat polimer didapatkan setelah melalui tiga tahap reaksi: memodifikasi permukaan pelat silikon dengan (3-aminopropil)trimetoksisilan (APTMS), mencangkokkan maltoheptosa sebagai primer ke permukaan silikon, dan melakukan polimerisasi enzimatik terhadap primer. Untuk memahami sifat polimer di permukaan pelat silikon terutama ketebalan dan kekasaran lapisan yang terbentuk, digunakan tiga larutan glukosa-1-fosfat (G1P) yang berbeda konsentrasinya. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan infra merah (IR), x-ray photoelectron spectroscopy (XPS), dan atomic force microscopic (AFM). Kinetik dan kerapatan gugus amina di permukaan juga dihitung. Berdasarkan spektrum IR, sikat amilosa dan amilopektin telah berhasil disintesis akan tetapi tidak dapat dibedakan. Data XPS juga memberikan hasil yang sama. Kekasaran lapisan di permukaan ditentukan dengan menggunakan AFM tetapi masih belum dapat disimpulkan apakah konsentrasi G1P memiliki efek terhadap kekasaran lapisan yang terbentuk. Ketebalan lapisan di permukaan telah dihitung tetapi hanya dapat diterapkan pada sikat amilosa. Pengukuran kinetik menunjukkan bahwa pelat amilopektin selalu tumbuh lebih cepat dibandingkan pelat amilosa untuk setiap konsentrasi G1P yang digunakan pada percobaan ini. Penentuan kerapatan gugus amina di permukaan menyimpulkan bahwa jumlah APTMS yang telah berikatan ke pelat silikon adalah 1.86 molekul/nm2 sedangkan untuk maltoheptosa adalah 0.45 molekul/nm2.
Perpustakaan Digital ITB