digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-COVER.pdf


2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 6.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 7.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 8.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-BAB 9.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-PUSTAKA A.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-PUSTAKA B.pdf

2008 TA PP MUHAMMAD SONNY ABFERTIAWAN 1-PUSTAKA C.pdf

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai usi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028. Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5 dan TSS sesuai KepMenLH o.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik. Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas pengolahan dan present value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta per m3 per detik debit air buangan.