digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sektor bisnis perunggasan di Indonesia telah berkembang sejak pertengahan 1980an. Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI / GPMT) melaporkan bahwa divisi tersebut memasok 65 persen protein hewani Indonesia, memberikan 13 juta personil pekerja ke Indonesia. Industri perunggasan di Indonesia mulai berkembang, didorong oleh pertumbuhan ekonomi. Indonesia masih memiliki konsumsi daging per kapita yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun, permintaan meningkat dengan cepat dan daging unggas merupakan sumber protein utama di negara ini, terhitung sekitar 87% dari total konsumsi daging. Permintaan daging unggas di Indonesia diperkirakan terus tumbuh, terutama didorong oleh daya beli masyarakat kelas menengah yang berkembang di negara tersebut. Sektor daging unggas diproyeksikan tumbuh 70 sampai 90% pada tahun 2020 jika PDB meningkat sebesar 6% per tahun. Fakta tersebut menunjukkan Unggas Industri sebagai target ideal untuk berinvestasi. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki lebih jauh dampak dari kondisi saat ini sambil juga menilai apakah nilai saham CPIN (PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.) Undervalued atau overvalued daripada pasar. Tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan dua model penilaian, yaitu model penilaian absolut dan model penilaian relatif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. PT Charoen Pokphand Indonesia TBK. Telah meningkatkan pendapatan dari tahun 2015 sampai 2016. Perusahaan telah berkembang pada tahun 2015 untuk menghasilkan budidaya ayam ras pedaging yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dengan menggunakan dua tahap karena hal ini berkembang, sehingga selama lima tahun ke depan pendapatan dapat ditingkatkan sebesar 5 % Dari PDB, dan sekitar 4% dari inflasi. Setelah lima tahun, kenaikan pendapatan diproyeksikan sebesar 5% PDBDari valuasi absolut menggunakan FCFF, diperoleh harga saham CPIN sebesar Rp 3.879,36 dengan potensi kenaikan 27,82% dari harga pasar Rp 3035 pada tanggal 30 Desember 2016 yang berarti pangsa pasar CPIN dinilai cukup oleh pasar. Dari model valuasi relatif dihasilkan PER sebesar 25,15 dan 47,87% premium yang mengindikasikan pasar terhadap saham CPIN disukai oleh perusahaan sejenisnya. Bila EV / EBITDA berlipat 15,4x dengan premi 127,06% dan Rp 3,524,5 dengan potensi kenaikan 16,11%. Artinya pasar terhadap stok CPIN bagus dibandingkan dengan rekan sebayanya. Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar. Perhitungan menunjukkan bahwa dua dari tiga metode penilaian memberikan sinyal positif untuk membeli saham