digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 2015 ekonomi kreatif adalah ekonomi potensial karena menghasilkan PDB Rp 852 triliun. Pemerintah mendirikan Bekraf, sebuah lembaga yang khusus mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Namun ada kendala yang harus dihadapi oleh industri kreatif salah satunya adalah pemasaran dalam negeri yang belum optimal. Monoponik Studio adalah sebuah studio yang menyediakan produk dari salah satu subsektor yang tumbuh paling cepat di antara 16 sub sektor lainnya, desain komunikasi visual. Pendapatan Monoponik yang tidak mencapai target menjadi permasalahan utama yang harus segera dicari solusinya. Penelitian ini menghasilkan strategi bisnis yang tepat untuk permaslahan Monoponik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dikombinasikan dengan kuantitatif, peneliti melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada tiga puluh responden. Peneliti menggunakan analisis kepentingan dan kinerja sebagai analisis konsumen, juga menggunakan analisis internal dan eksternal. Tahapan menghasilkan data kepuasan konsumen yang cukup baik namun terdapat hal yang harus ditingkatkan mengenai promosi, harga dan pemasaran. Analisis SWOT digunakan sebagai analisis akar masalah untuk mengetahui seluruh permasalahan yang dihadapi. Tahap selanjutnya menggunakan analisis matriks TOWS untuk merumuskan strategi alternatif. Kombinasi dari empat faktor menghasilkan lima strategi bisnis alternatif. Terdapat beberapa pro dan kontra untuk setiap strategi alternatif yang sudah dibuat. Strategi diferensiasi sebagai salah satu solusi untuk bersaing dipasar industri kreatif ini. Diferensiasi seperti kualitas produk yang lebih baik, fitur yang tidak biasa, spesifikasi yang unik, pemanfaatan teknologi, harga yang bersaing hingga layanan yang responsif. Monoponik harus membangun kesadaran merek hingga loyalitas merek. Usaha kecil dan menengah sebagai target Monoponik diharapkan sesuai dengan strategi bisnis yang akan diterapkan oleh Monoponik. Tahap akhir adalah merencanakan implementasi strategi alternatif yang telah dibuat sebelumnya. Terdiri dari penentuan garis waktu hingga tahun 2019, penanggung jawab terhadap langkah strategi alternative dan perkiraan biaya perusahaan hampir dua ratus juta Rupiah untuk menerapkan strategi tersebut. Disamping itu, pengembangan sumber daya seperti keuangan, teknologi, inovasi dan reputasi juga harus dilakukan sebagai penunjang untuk menjalankan strategi. Strategi yang telah dibuat diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah yang dihadapi oleh Monoponik.