Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi niat pembelian konsumen
terhadap Pertamax Green 95, bio-bensin E5 pertama di Indonesia, untuk mengatasi
tantangan bisnis kritis berupa pertumbuhan penjualan yang stagnan di pasar utama Jawa
Barat. Masalah inti studi ini adalah mengurai pertukaran nilai yang dirasakan konsumen
antara manfaat produk dan pengorbanan yang harus dilakukan. Tujuan utama penelitian
ini adalah mengembangkan dan memvalidasi secara empiris model yang menjelaskan niat
pembelian dengan menentukan pentingnya komponen nilai kunci. Tujuan sekundernya
adalah menguji apakah persepsi kunci berbeda secara signifikan antar segmen demografis
untuk membenarkan strategi pemasaran yang ditargetkan.
Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif, dengan survei online terstruktur yang
diberikan kepada sampel 412 responden valid yang tidak menggunakan Pertamax Green
95, yang berlokasi di pasar sasaran DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Data yang
dikumpulkan dianalisis menggunakan pendekatan dua metode. Pertama, Partial Least
Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menguji kerangka
konseptual utama dan lima hipotesisnya. Kedua, Analisis Varian (ANOVA) dilakukan untuk
menguji perbedaan signifikan dalam persepsi kunci di antara segmen demografis yang
berbeda, khususnya tingkat pendapatan dan jenis kendaraan.
Analisis PLS-SEM memberikan dukungan yang kuat untuk kerangka konseptual. Model
tersebut menjelaskan 59,1% varians dalam niat pembelian konsumen (R² = 0,591) dan
mengonfirmasi bahwa kelima hipotesis tersebut secara statistik signifikan. Temuan ini
menetapkan hierarki pengaruh yang jelas, dengan hambatan utama berupa Sensitivitas
Harga (? = -0.354) dan Persepsi Risiko (? = -0.289). Penggerak positif terkuat adalah
Kinerja yang Dirasakan (? = +0.258), sementara Kesadaran Lingkungan (? = +0.157)
merupakan prediktor terlemah. ANOVA selanjutnya memberikan bukti empiris untuk
segmentasi pasar, menunjukkan bahwa pemilik mobil secara signifikan lebih menghindari
risiko dan berorientasi pada kinerja, sementara konsumen berpenghasilan rendah secara
signifikan lebih sensitif terhadap harga.
Kontribusi penelitian ini sangat signifikan, menyediakan model perilaku konsumen
terhadap bio-gasoline yang pertama kali diverifikasi secara empiris dalam konteks unik
pasar bahan bakar premium Indonesia. Penelitian ini mengukur dominasi pertimbangan
pragmatis (biaya, risiko) atas lingkungan, memberikan landasan berbasis data untuk
strategi pemasaran. Selain itu, penelitian ini secara statistik memvalidasi keberadaan
arketipe konsumen yang berbeda—“Affluent but Cautious” dan “Mass-Market
Pragmatist”—menawarkan dasar yang kokoh untuk pendekatan yang ditargetkan dan
tersegmentasi. Temuan ini memberikan kerangka kerja yang dapat diterapkan bagi PT
Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan nilai yang dirasakan produk dengan terlebih
dahulu menetralkan hambatan utama biaya dan risiko sebelum memanfaatkan manfaat
kinerja dan lingkungan.
Perpustakaan Digital ITB