digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Komitmen nasional Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 telah menempatkan PT PLN (Persero) khususnya unit UP3 Gunung Putri dalam posisi strategis sekaligus penuh tantangan. Meskipun dukungan kebijakan nasional dan indikator ekonomi semakin mengarah pada adopsi energi terbarukan, pertumbuhan penjualan listrik di wilayah kerja UP3 Gunung Putri belum mencapai target yang diharapkan. Kondisi ini memicu perlunya evaluasi strategis yang lebih dalam, terutama terkait peningkatan penetrasi panel surya, tekanan standar keberlanjutan global, dan persaingan dari penyedia energi terbarukan independen yang kian ketat. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengapa PLN UP3 Gunung Putri belum berhasil mengoptimalkan peluang makro yang tersedia guna mendorong pertumbuhan penjualan listrik. Studi ini berfokus pada tiga tujuan utama: pertama, mengidentifikasi faktor-faktor pendorong maupun penghambat penjualan listrik di wilayah kerja UP3 Gunung Putri, kedua, merumuskan strategi alternatif untuk meningkatkan konsumsi listrik berbasis energi hijau, dan ketiga, menyusun rekomendasi praktis yang dapat menyelaraskan strategi lokal PLN dengan mandat keberlanjutan nasional. Kerangka analisis ini merujuk pada visi transformasi “Empat Moonshot” PLN dalam mendukung dekarbonisasi. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan menggabungkan wawancara semi terstruktur bersama staf internal PT PLN (Persero) dan pelanggan industri tegangan menengah, serta analisis data sekunder yang mencakup tren pemakaian listrik dan dokumen kebijakan energi. Berbagai alat analisis bisnis diterapkan, seperti PESTLE untuk melihat dinamika lingkungan eksternal, Porter’s Five Forces untuk mengevaluasi struktur pasar dan tekanan kompetitif, serta Analisis Pelanggan dan Pesaing. Penyebab internal ketidakcapaian target dijabarkan melalui diagram Ishikawa (Fishbone) berdasarkan kategori 5M+E. Seluruh temuan kemudian dirangkum melalui matriks SWOT dan dikembangkan menjadi strategi melalui TOWS Matrix. Hasil penelitian menunjukkan adanya tantangan yang bersifat multidimensional. Secara internal, sistem CRM yang sudah tertinggal, perpindahan pegawai yang kurang sempurna dalam serah terima informasi, serta indikator kinerja yang tidak mendukung sepenuhnya terkait promosi produk hijau seperti rooftop solar, menjadi penyebab utama lemahnya hubungan PT PLN (Persero) UP3 Gunung Putri dengan pelanggan. Secara eksternal, PT PLN (Persero) UP3 Gunung Putri menghadapi tekanan dari perusahaan EPC panel surya dan broker I-REC yang menawarkan solusi yang lebih terjangkau. Selain itu, rigiditas regulasi dalam mekanisme harga dan bundling turut membatasi kemampuan PLN dalam berkompetisi di sektor industri. Sebagai respon terhadap kondisi tersebut, disusun sebelas strategi terpadu menggunakan matriks TOWS. Beberapa strategi utama mencakup peningkatan sistem CRM dengan kemampuan prediksi, pengembangan paket leasing rooftop solar di bawah kepemilikan PT PLN (Persero), serta promosi agresif terhadap bundling REC dan EV yang didukung oleh sistem penagihan terpusat dan kepercayaan terhadap merek PLN. Setiap strategi dikaitkan dengan unit internal yang relevan dan dirancang dalam rencana implementasi yang memperhatikan aspek teknis, komersial, dan kebijakan. Penelitian ini memberikan kontribusi nyata dalam memahami bagaimana perusahaan utilitas milik negara dapat beradaptasi di tengah tekanan transisi energi. Dengan pendekatan berbasis data operasional dan visi strategis, kajian ini menyuguhkan peta jalan bagi unit PLN lainnya yang menghadapi tantangan serupa dalam menjaga keberlanjutan bisnis sembari mendukung target NZE 2060 Indonesia.