Konstipasi merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan sulitnya buang air besar. Prevalensi konstipasi global mencapai 14 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi serat bonggol talas (Xanthosoma sagittifolium L.) dalam mengatasi konstipasi. Studi dilakukan melalui dua tahap utama, yakni penyiapan serat dari bonggol talas dan pengujian aktivitas laksatif menggunakan mencit jantan galur Swiss-Webster. Sebanyak 36 ekor mencit telah dibagi dalam enam kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (loperamid 10 mg/kg BB), pembanding (bisacodil 1,3 mg/kgBB), serta tiga kelompok uji yang masing-masing mendapat serat bonggol talas dengan dosis 25 mg/20 g BB, 50 mg/20 g BB, dan 75 mg/20 g BB. Induksi konstipasi telah dilakukan selama 14 hari dengan loperamid, kemudian diikuti pengobatan selama 7 hari. Pengamatan dilakukan terhadap parameter konsistensi, jumlah butir, bobot, dan kadar air feses, serta rasio transit usus halus. Mencit dipuasakan 12 jam, kemudian dilakukan pemberian tinta secara oral dan pembedahan setelah 30 menit untuk mengukur panjang lintasan usus. Data telah dianalisis menggunakan one way ANOVA dan uji Tukey (p <0,001), serta Kruskal-Wallis hanya untuk parameter konsistensi feses. Hasil menunjukkan bahwa pemberian serat bonggol talas pada dosis 25 mg/20 g, 50 mg/20 g , dan 75 mg/20 g secara signifikan menunjukkan jumlah butir, berat feses, kadar air, dan rasio transit usus. Setiap parameter memberikan perbedaan bermakna (p <0,001) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif.
Perpustakaan Digital ITB