Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor memiliki lahan terbuka hijau
luas yang dapat menjadi hotspot area tumbuhan asing. Informasi mengenai
kekayaan jenis tumbuhan asing belum tercatat dengan baik di kawasan ini. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian untuk menginventarisasi spesies tumbuhan asing
invasif (IAS) yang ada di dalam kawasan ITB Kampus Jatinangor. Plot bertingkat
(nested plot) berukuran 20 × 20 meter disebar secara acak untuk mendata tumbuhan
dengan bentuk hidup pohon di 10 tapak penelitian (2 plot per tapak) pada tipe
vegetasi yang berbeda. Terdapat subplot 10 × 10 meter untuk tahap hidup tiang, 5
× 5 meter untuk tahap hidup pancang serta perdu, dan 2 × 2 meter untuk tahap hidup
semai serta herba. Total tumbuhan yang ditemukan sebanyak 125 spesies (31
spesies pohon; 8 spesies perdu; dan 86 spesies herba). Data tumbuhan yang tercatat
kemudian dikategorikan menjadi empat status, yaitu Invasive Alien Species (IAS;
36%), Invasive Native Species (INS; 10,4%), Alien Species (AS; 28,8%), dan Native
Species (NS; 22,4%). Dari hasil penelitian ditemukan empat spesies tumbuhan
asing invasif (IAS) dengan habitus pohon yang didominasi oleh Leucaena
leucocephala (INP Pohon = 57%; INP Pancang = 31,6%) dan Acacia mangium
(INP = 34,6%). Perdu yang tergolong IAS ditemukan sebanyak enam spesies dan
didominasi oleh Chromolaena odorata (INP = 117,1%) dan Austroeupatorium
inulifolium (INP = 50,4%). Herba yang tergolong IAS ditemukan sebanyak 35
spesies yang didominasi oleh Mikania micrantha (INP = 17,2%); Bidens pilosa
(INP = 11,5%); Thunbergia grandiflora (INP = 8,4%); dan Alternanthera sessilis
(INP = 8,4%). Tumbuhan IAS tersebut memiliki biji yang mudah tersebar oleh
angin. IAS paling banyak ditemukan di area perbatasan yang terbuka (19,1 × 103
lux [±15,3]) pada Tapak 7 dan 23,3 × 103 lux [±26,2] pada Tapak 9). Selain itu,
banyaknya IAS di kawasan ITB Kampus Jatinangor dipengaruhi oleh keberadaan
lahan pertanian di sebelah Barat. Gulma tumbuhan dari lahan pertanian dapat
dengan mudah menyebar ke dalam kawasan ITB Kampus Jatinangor. Kurangnya
pengelolaan tumbuhan bawah di beberapa area merupakan faktor tambahan penyebab banyaknya jumlah IAS. Keberadaan IAS di ITB Kampus Jatinangor perlu
dikelola agar tidak terjadi peningkatan persebaran IAS di kawasan hijau urban.
Perpustakaan Digital ITB