digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Angra Eni Saepa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Di era yang ditandai oleh dinamika perubahan yang pesat disertai dengan persaingan yang semakin ketat, konsep infrastructure-led development menjadi strategi yang banyak digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, konektivitas, dan daya saing wilayah, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Melalui Proyek Strategis Nasional (PSN), Indonesia merealisasikan berbagai megaproyek, salah satunya adalah Kereta Cepat Jakarta– Bandung (KCJB) yang menghubungkan DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan empat stasiun yang melintasi kawasan urban dan periurban, sehingga proyek ini diasumsikan akan menghasilkan dinamika perubahan lahan yang heterogen dan memicu transformasi wilayah terutama di sekitar stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi transformasi wilayah secara fisik/spasial di wilayah sekitar Stasiun Halim, Padalarang, dan Tegalluar. Analisis yang digunakan adalah Land Use Land Cover Analysis, analisis morfologi lahan, analisis cakupan pelayanan, analisis regresi logistik biner dan analisis komparatif. Penelitian ini juga bersifat mixed method dengan pendekatan logitudinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing wilayah sekitar stasiun mengalami karakteristik transformasi yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh komposisi lahan, morfologi lahan, serta cakupan pelayanan terhadap fasilitas umum dan sosial. Wilayah sekitar Stasiun Halim, Padalarang dan Tegalluar masing-masing mengalami perubahan lahan sebesar 10,97%; 8,05% dan 11,79%. Selanjutnya, analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa stasiun KCJB belum menjadi faktor yang signifikan dalam mendorong perubahan lahan, sedangkan variabel pelayanan dasar menunjukkan pengaruh yang lebih kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa konsep infrastructure-led development dan megaproject belum sepenuhnya terjadi di wilayah penelitian. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi kebijakan tata ruang, khususnya dalam pengendalian alih fungsi lahan dan perencanaan pembangunan berkelanjutan di sekitar infrastruktur strategis