Penggunaan biosimilar sebagai alternatif terapi produk biologi terus meningkat, namun sejauh mana apoteker memahami dan terlibat dalam isu ini di Indonesia masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik apoteker di Pulau Jawa terhadap biosimilar, serta menganalisis keterkaitan ketiga aspek tersebut dengan faktor sosiodemografis. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan desain potong lintang melalui survei daring terhadap 407 apoteker. Instrumen kuesioner telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil menunjukkan sebagian besar apoteker telah familier dengan biosimilar (79,12%, n=322) namun memiliki partisipasi kegiatan edukatif terkait biosimilar yang rendah (29,48%, n=120). Studi ini juga menemukan bahwa mayoritas apoteker memiliki tingkat pengetahuan yang baik (48,16%, n=196), sikap positif (61,92%, n=252), dan praktik pencarian informasi tinggi (65,11%, n=265), namun praktik menyampaikan informasi, menyarankan, dan keterlibatan langsung terhadap biosimilar masih rendah (<25%). Faktor sosiodemografis secara umum tidak berpengaruh signifikan, kecuali pada sikap dan keterpaparan berdasarkan bidang pekerjaan, lama bekerja, serta skala organisasi (p < 0,05). Pengetahuan berhubungan signifikan dengan sikap (p < 0,05), namun tidak terhadap praktik keterpaparan (p > 0,05). Secara umum, pengetahuan, sikap, dan praktik pencarian informasi terkait biosimilar pada apoteker di Pulau Jawa sudah baik, namun belum banyak praktik dilakukan terkait penggunaan biosimilar karena keterpaparan dengan biosimilar masih rendah.
Perpustakaan Digital ITB