BAB 1 Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Bayu Ardi Anto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Aluminium adalah salah satu logam ringan yang kebutuhannya semakin meningkat. Salah satu paduan aluminium yang banyak digunakan adalah seri 5052. Paduan aluminium 5052 memiliki ketahanan korosi pada lingkungan air laut yang sangat baik, sehingga banyak digunakan dalam bidang struktural di daerah dekat pantai dan perkapalan. Friction Stir Welding (FSW) dalam beberapa tahun terakhir cukup sukses dalam proses pengelasan paduan aluminium. FSW merupakan metode pengelasan solid-state yang memiliki keunggulan yang tidak bisa didapat oleh metode pengelasan konvensional lain. Namun, karena proses FSW tidak membutuhkan material filler (autogenous welding), tipe lasan fillet joint secara prinsip tidak bisa dilakukan dengan metode FSW. Pengembangan telah dilakukan pada proses FSW sehingga fillet T-joint dapat dihasilkan dengan metode ini. Dalam penelitian ini, fillet T-joint paduan aluminium 5052-H34 yang dihasilkan FSW, dipelajari struktur mikro dan sifat mekanisnya.
Percobaan dimulai dengan memotong spesimen fillet T-joint paduan aluminium 5052-H34 sesuai ukuran yang telah ditentukan. Spesimen untuk pengamatan struktur mikro dipreparasi dengan cara diamplas dan dipoles. Spesimen dilakukan electro etching menggunakan larutan HBF4 2,5% sebelum spesimen diamati dengan menggunakan Optical Microscope (OM). Scanning Electron Microscope (SEM) juga digunakan. Pengujian kekerasan dilakukan pada spesimen yang sama dalam pengamatan struktur mikro. Spesimen fillet T-joint dilakukan preparasi agar dapat dipasang di mesin uji tarik, dan kemudian dilakukan pengujian kuat tarik.
Terdapat empat zona struktur mikro yang muncul pada fillet T-joint paduan aluminium 5052-H34 yang dilas melalui metode FSW. Zona struktur mikro tersebut adalah zona nugget, thermomechanically affected zone (TMAZ), heat affected zone (HAZ), dan zona logam dasar. Sifat kekerasan pada area lasan bergantung pada struktur mikro. Zona yang memiliki kekerasan tertinggi adalah zona nugget, dengan rata-rata nilai kekerasan (HV) sebesar 73,67. Sedangkan zona dengan kekerasan terendah adalah HAZ, dengan rata-rata nilai kekerasan sebesar 65. Untuk zona logam dasar memiliki rata-rata nilai kekerasan 69,4. Nilai kekerasan pada TMAZ sulit dianalisis karena area zona yang sempit. Nilai kuat tarik fillet T-joint paduan aluminium 5052-H34 yang dilas dengan FSW sebesar 132 MPa. Nilai tersebut lebih rendah dari nilai kuat tarik logam dasarnya. Hal tersebut terjadi karena cacat kissing bond yang terdapat pada area lasan menjadi tempat patahan.
Perpustakaan Digital ITB