digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kanti Hannah Ranggani
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Perubahan iklim global memicu peningkatan bahaya pesisir, termasuk banjir rob dan kenaikan muka air laut yang berdampak signifikan terhadap wilayah pesisir Kota Batam. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran spasial bahaya rendaman, tingkat kerentanan, dan risiko pesisir akibat perubahan iklim melalui pendekatan integratif berbasis Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dan Principal Component Analysis (PPCA). Hasil proyeksi bahaya rendaman menunjukkan bahwa wilayah pesisir selatan dan timur Kota Batam merupakan kawasan dengan tingkat keterpaparan tertinggi. Pada skenario maksimum (MSL+HHWL+SLR+La NiƱa+Storm Surge+Banjir), Kecamatan Belakang Padang mengalami rendaman terluas sebesar 2,781,72 ha (39,89%), diikuti Kecamatan Bengkong 411,78 ha (30,45%) dan Sagulung 1.100,57 ha (21,45%). Secara keseluruhan, rendaman mencakup 26.019,89 ha atau 16,83 % dari total luas administratif. Analisis kerentanan pesisir dilakukan dengan menggabungkan parameter oseanografi, hidroklimatologi, fisik, sosial-ekonomi, dan ekologi. Parameter kerentanan hidroklimatologi, fisik, dan sosial ekonomi memiliki kontribusi dominan terhadap pembentukan indeks kerentanan pesisir di Kota Batam. Selanjutnya, integrasi hasil bahaya dan kerentanan digunakan untuk mengidentifikasi wilayah prioritas risiko tinggi, yaitu Kecamatan Batu Aji, Sagulung, Lubuk Baja, Bengkong, Sei Beduk, dan Batam Kota. Wilayah-wilayah ini menunjukkan kombinasi keterpaparan tinggi sehingga menjadi kawasan yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim pesisir.