SATUSEHAT Mobile (SSM) merupakan bagian dari ekosistem SATUSEHAT,
yaitu Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN) yang dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tingkat adopsi aplikasi Personal
Health Record (PHR) ini masih tergolong rendah meskipun telah memiliki
berbagai fitur yang bermanfaat dan langkah-langkah keamanan yang memadai,
sehingga membatasi potensi dampak terhadap pengelolaan kesehatan mandiri
dan peningkatan kualitas layanan kesehatan. Penelitian ini menganalisis faktor-
faktor yang memengaruhi adopsi SSM serta mengidentifikasi langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya.
Studi ini menggunakan kombinasi Model Penerimaan Teknologi (TAM), Model
Kepercayaan Kesehatan (HBM), Persepsi Risiko Privasi, dan Kepercayaan. Studi
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana data primer dikumpulkan
melalui survei daring (N = 415) dan dianalisa menggunakan Partial Least
Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
Model ini menjelaskan 58,0% variansi dalam Kemauan untuk Menggunakan dan
54,7% dalam Penggunaan. Kemauan untuk Menggunakan merupakan faktor
pendorong terbesar terhadap Penggunaan, diikuti oleh Persepsi Kebermanfaatan,
Kepercayaan, Dorongan untuk Bertindak, dan Kemudahan Penggunaan yang
Dirasakan. Persepsi Risiko Privasi, Persepsi Kerentanan Penyakit, Persepsi
Keparahan Penyakit tidak memiliki efek yang signifikan secara statistik terhadap
Kemauan untuk Menggunakan dan Penggunaan.
Studi ini memberikan beberapa rekomendasi berdasarkan hasil temuan.
Memastikan akses SSM yang andal, memaksimalkan jumlah pengguna
terverifikasi, memaksimalkan jumlah fasilitas medis yang mengirimkan data
Kesehatan secara teratur, menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan dan
mempublikasikan hasilnya, menyediakan isyarat yang tepat waktu dan relevan
secara kontekstual untuk menggunakan SSM, serta memastikan SSM memenuhi
standar kemudahan penggunaan dapat meningkatkan adopsi SSM.
Perpustakaan Digital ITB