BAB 1 Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fariz Ramadhan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Swabakar batubara merupakan masalah yang serius bagi kegiatan penambangan
karena dapat menjadi sumber kebakaran, termasuk pada area stockpile. Hartman,
(1998) menyebutkan bahwa swabakar batubara pada tambang batubara adalah hasil
dari oksidasi batubara di bawah kondisi yang memungkinkan panas oksidasi
sebagian tertahan di dalam batubara sampai suhu penyalaan sendiri tercapai.
Guney, (1968) membagi faktor penyebab swabakar batubara menjadi faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intriksik dapat berupa pirit, lengas,
kandungan air, ukuran partikel, dan lain-lain, sedangkan faktor ekstrinsik dapat
berupa temperatur, tekanan, konsentrasi oksigen, dan lain-lain. Penelitian ini
berfokus pada pengaruh tambahan air (faktor intrinsik) dan konsentrasi oksigen
(faktor ekstrinsik) terhadap potensi swabakar batubara.
Variasi penambahan tambahan air yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0%,
5%, dan 15% dengan konsentrasi oksigen 0.1 L/min, yang nantinya akan
dibandingkan dengan penelitian Sihombing, 2022 yang melakukan penelitian yang
sama dengan konsentrasi oksigen 0.05 L/menit. Ukuran butir batubara yang
digunakan pada penelitian ini adalah -270+325# (0.044 – 0.053 mm) sebanyak 200
gram. Dari penelitian ini diperoleh rata – rata nilai R70 pada batubara kondisi kering,
kondisi tambahan air 5%, dan kondisi tambahan air 15% secara berturut adalah 6.85
oC/jam, 3.76 oC/jam, dan 2.37 oC/jam. Nilai rata – rata energi aktivasi pada batubara
kondisi kering, kondisi tambahan air 5%, dan kondisi tambahan air 15% secara
berturut adalah 17.59 kJ/gram, 30.12 kJ/gram, dan 33.37 kJ/gram. Sehinga
diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar tambahan air pada sampel batubara,
maka semakin kecil nilai R70 (oC/jam) dan semakin besar energi aktivasi (kJ/gram).
Jika dibandingkan dengan penelitian Sihombing, 2022, ditemukan bahwa nilai R70
pada penelitian ini lebih kecil.
Pada penelitian ini juga dilakukan pengujian pada sampel batubara kondisi asli,
yaitu tanpa dilakukan pengeringan terlebih dahulu. Didapatkan bahwa tidak
ditemukan nilai R70 dikarenakan temperatur terus menurun.
Perpustakaan Digital ITB