ABSTRAK Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
JURNAL Muhammad Irfan Nabhan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pengembangan kawasan pusat Kota Bandung di bagian timur untuk memeratakan
pergerakan dan konsentrasi penduduk berpusat pada kawasan SWK Gedebage sebagai
pusat primer dan terpadu. Namun tantangan perubahan iklim yang sangat tidak stabil dan
karakteristik fisik kawasan dapat menghambat pengembangan perkotaan dengan
dampaknya terhadap lingkungan maupun sosial. Permasalahan ini mengantarkan pada
kebutuhan penelitian potensi penerapan konsep pengembangan yang berwawasan
lingkungan baik dari segi perancangan kota maupun infrastruktur penunjangnya agar
mendukung aktivitas terpadu yang layak dan berkelanjutan. Infrastruktur Hijau Biru
menjanjikan dalam membangun masa depan berkelanjutan dimana pendekatan pengelolaan
lingkungan dengan memanfaatkan elemen alamiah seperti vegetasi, tanaman, taman dan
elemen sistem aliran untuk menghadapi tantangan perkotaan. Penelitian ini menggunakan
metode campuran yang menggabungkan unsur kualitatif dan kuantitatif (spasial).
Pengambilan data secara umum dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari
instansi pada lingkup yang bersangkutan dan studi literatur, serta data primer dari
wawancara dan observasi lapangan untuk meninjau kondisi eksisting wilayah. Analisis data
linear mulai dari content analysis untuk mengidentifikasi prinsip, spatial analysis multikriteria untuk mengidentifikasi lokasi potensial, serta gap analysis secara deskriptif.
Penelitian ini mengidentifikasi prinsip perancangan kota berketahanan iklim berdasarkan
enam elemen utama: guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi, ruang terbuka,
aktivitas pendukung, dan jalur pejalan kaki. asil studi menunjukkan bahwa sebagian besar
wilayah terbangun di SWK Gedebage mengalami kesenjangan dalam hal konektivitas
ruang hijau, kapasitas sistem drainase, dan kurangnya integrasi vegetasi dalam infrastruktur
eksisting, seperti Pasar Induk Gedebage. Di sisi lain, wilayah yang belum terbangun
memiliki nilai kesesuaian tinggi terutama di Kelurahan Cipamokolan dan Cisaranten Kidul
untuk potensi penerapan infrastruktur seperti rain park, riverwalk, dan green street.
Penelitian ini merekomendasikan implementasi infrastruktur hijau biru secara bertingkat,
mulai dari bangunan individu hingga jaringan ruang terbuka publik. Penelitian ini juga
menyoroti pentingnya harmonisasi kebijakan kota agar infrastruktur hijau biru tidak hanya
menjadi intervensi spasial, melainkan strategi adaptasi yang terukur dalam pembangunan
jangka panjang.
Perpustakaan Digital ITB