ABSTRAK Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Dewi Anjani Irawan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Padalarang sebagai
salah satu hub jaringan transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung diharapkan
mampu meningkatkan konektivitas dan mobilitas antarwilayah, khususnya ke pusat
kegiatan di wilayah Bandung Raya. Namun demikian, efektivitas stasiun ini sebagai
simpul transit belum banyak dikaji dari sisi aksesibilitasnya. Studi ini bertujuan
untuk mengidentifikasi nilai aksesibilitas dari Stasiun Kereta Cepat Jakarta–
Bandung (KCJB) Padalarang menuju tujuan akhir penumpang. Penelitian
dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada 161
penumpang KCJB yang turun di Stasiun KCJB Padalarang. Nilai aksesibilitas
dihitung menggunakan metode competition measure yang mempertimbangkan
kompetisi antar moda transportasi lanjutan berdasarkan tiga variabel utama yaitu
jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya perjalanan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat empat tujuan akhir berdasarkan hasil kuesioner yaitu Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kota Baru Parahyangan (KBP), dan Kecamatan
Padalarang. Kota Bandung merupakan tujuan terbanyak penumpang, namun Kota
Cimahi menjadi wilayah dengan nilai aksesibilitas tertinggi. Sedangkan,
Kecamatan Padalarang dan KBP sebagai tujuan terdekat dari stasiun tidak memiliki
nilai aksesibilitas lebih baik dari Kota Cimahi. Temuan ini menegaskan bahwa
aksesibilitas tidak hanya ditentukan oleh kedekatan geografis, tetapi juga oleh
ketersediaan moda, efisiensi perjalanan, dan keterjangkauan biaya.
Perpustakaan Digital ITB