digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Windri Aji Brata
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Perubahan iklim yang didorong oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) menghadirkan ancaman global yang memerlukan upaya dekarbonisasi sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian Paris. Negara-negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan ganda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sambil mempertahankan dampak lingkungan mereka. Indonesia menempati peringkat sebagai penghasil GRK utama, dengan sektor minyak kelapa sawit sebagai kontributor yang signifikan, khususnya melalui Limbah Pabrik Kelapa Sawit (POME). POME menghasilkan emisi metana yang substansial, tetapi mengubahnya menjadi biogas melalui penangkapan metana menawarkan potensi mitigasi, meskipun penerapannya dibatasi oleh biaya tinggi dan tantangan regulasi. Sementara biogas digunakan untuk bahan bakar boiler atau listrik, keterbatasan seperti ketersediaan jaringan dan tarif rendah menghambat penggunaan secara luas. Meningkatkan biogas menjadi biometana untuk bahan bakar kendaraan menghadirkan alternatif yang menjanjikan, namun studi yang secara khusus mengevaluasi penggunaannya untuk kendaraan di perkebunan kelapa sawit masih terbatas. Penelitian ini mengatasi kesenjangan ini dengan menyelidiki kelayakan ekonomi dan dampak lingkungan dari penggantian solar dengan biometana yang berasal dari POME untuk kendaraan perkebunan, menggunakan perangkat lunak RETScreen untuk analisis yang kuat. Studi ini menganalisis empat skenario substitusi diesel (50%, 70%, dan 100%) dan menemukan bahwa proyek-proyek tersebut layak secara finansial dan positif bagi lingkungan dengan tarif substitusi minimum 70% dan insentif pemerintah seperti kredit karbon dan pembebasan pajak. Temuan-temuan utama menunjukkan pengurangan emisi GRK yang signifikan dan keuntungan finansial yang menarik. Studi ini merekomendasikan strategi implementasi bertahap yang dimulai dengan sistem bahan bakar ganda untuk membangun kepercayaan operasional sebelum beralih ke sistem yang sepenuhnya terdedikasi. Pendekatan ini menyeimbangkan keuntungan finansial dengan manajemen risiko pragmatis dan menyediakan jalur yang jelas bagi perusahaan kelapa sawit untuk mengurangi emisi, menurunkan biaya operasional, dan berkontribusi pada transisi energi nasional serta tujuan iklim Indonesia.