digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Steven Albert Darmadi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Tanah lunak merupakan tanah dengan karateristik daya dukung dan stabilitas yang rendah, yang sering dijumpai di wilayah pesisir Indonesia, termasuk di Cilegon, Banten. Tanah ini memiliki permeabilitas rendah dengan kompresibilitas tinggi, sehingga proses konsolidasi berlangsung lama, dengan penurunan tanah yang besar. Kondisi tersebut dapat mengganggu kestabilan dan fungsi infrastruktur, sehingga diperlukan metode perbaikan tanah yang tepat. Studi ini bertujuan untuk membandingkan tiga metode perbaikan tanah pada tanah lunak di Cilegon, yaitu preloading dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD), Kolom Grout Modular (KGM), dan Deep Soil Mixing (DSM), berdasarkan pemenuhan kriteria desain serta efisiensi biaya, waktu, dan kemudahan pelaksanaan. Studi ini dimulai dengan penentuan parameter tanah dari pengujian lapangan dan laboratorium, diikuti dengan analisis penurunan dan stabilitas sebelum perbaikan tanah, kemudian dilakukan desain perbaikan tanah menggunakan perhitungan manual dan pemodelan PLAXIS 2D, serta evaluasi hasil berdasarkan kriteria desain faktor keamanan dan penurunan yang diizinkan. Selain itu, dilakukan juga penilaian akhir yang membandingkan ketiga metode perbaikan tanah dengan menggunakan kriteria penilaian biaya pekerjaan, waktu pelaksanaan, dan indeks kemudahan pekerjaan. Hasil studi menunjukkan ketiga metode perbaikan tanah memenuhi kriteria desain yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil desain, metode PVD membutuhkan biaya sekitar Rp 17.87 miliar, waktu pelaksanaan 182 hari, dengan indeks kemudahan 4. Metode DSM membutuhkan biaya Rp 14.78 miliar dengan durasi 84 hari dan indeks kemudahan 1, sementara metode KGM membutuhkan biaya paling rendah yaitu Rp 5.04 miliar dengan waktu pengerjaan 91 hari dan indeks kemudahan 2. Secara keseluruhan, metode KGM memperoleh skor tertinggi sehingga dapat direkomendasikan sebagai metode paling efisien untuk kasus ini.