digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Edward darmawan
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Pergeseran global menuju energi berkelanjutan mulai memengaruhi aktivitas penambangan batu bara di Indonesia, yang memaksa mereka untuk melakukan diversifikasi. Dalam hal ini, PT Membara Bersama Abadi (MBA), produsen pertambangan batu bara, ingin mengembangkan aset jalan angkutnya menjadi koridor logistik yang dioperasikan secara komersial yang akan memungkinkannya menghasilkan pendapatan berulang dengan mengakses biaya dari perusahaan pertambangan dan pengangkut industri pesaing. Jalan angkut yang terkait dengan izin pertambangan PKP2B memerlukan modifikasi hukum berupa sertifikasi tanah dan reklasifikasi peraturan untuk memungkinkan kegiatan komersial pasca berakhirnya izin. Proyek ini terdiri dari sertifikasi hukum, perkuatan perkerasan, dan kepatuhan terhadap standar infrastruktur jalan. Memenuhi persyaratan ini akan membutuhkan belanja modal yang tidak terlalu besar, yaitu sekitar Rp 9,29 miliar. Penelitian ini menilai kelayakan ekonomi usaha tersebut dengan menggunakan tingkat diskonto 8%, 10%, dan 12%. Temuan menunjukkan NPV positif dalam semua skenario yang mencapai Rp37,11 miliar hingga Rp 46,29 miliar. IRR berada di atas 40% yang secara signifikan lebih tinggi daripada biaya modal, yang berarti pemulihan dapat dicapai dalam dua tahun, menjadikan proyek tersebut menarik secara finansial dan berisiko rendah. Analisis sensitivitas selanjutnya memvalidasi bahwa meskipun proyek tersebut kuat, proyek tersebut masih paling sensitif terhadap risiko volume (yaitu, berkurangnya penggunaan pihak ketiga) dan hambatan hukum terhadap jadwal konversi status lahan. Namun, bahkan dalam asumsi terburuk, proyek tersebut tetap layak dan menghasilkan keuntungan yang sehat. Analisis ini menentukan bahwa proyek monetisasi jalan pengangkut tersebut layak secara finansial dan menyarankan PT MBA melakukan reorganisasi hukum dan mobilisasi operasional di samping kontrak pengguna untuk mendapatkan nilai pasti dari aset infrastruktur ini.