digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri makanan dan minuman di Indonesia terus berkembang pesat seiring perubahan gaya hidup masyarakat dan meningkatnya jumlah pelaku usaha. DKI Jakarta, sebagai pusat ekonomi dan budaya, menjadi lokasi yang strategis untuk melakukan eskpansi. Toraja Coffee House, perusahaan yang telah beroperasi di Jl. Casablanca berencana untuk membuka cabang baru di kawasan kuliner Panglima Polim, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari rencana ekspansi tersebut serta mengidentifikasi potensi risikonya. Studi ini menyusun proyeksi keuangan selama lima tahun berdasarkan asumsi pertumbuhan volume, penyesuaian harga, dan biaya operasional. Metode analisis penganggaran modal digunakan sebagai pendekatan utama dengan indikator Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period untuk menilai kelayakan proyek. Untuk mengidentifikasi potensi risiko, digunakan analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo terhadap variabel-variabel kunci. Hasil analisis menunjukkan bahwa proyek ekspansi layak secara finansial dengan NPV sebesar Rp1.631.096.188, IRR sebesar 30%, dan Payback Period selama 3,39 tahun. Simulasi Monte Carlo menunjukkan bahwa dari 1.000 iterasi, seluruh simulasi menghasilkan NPV positif dengan rata-rata Rp1.619.125.138,21, mencerminkan risiko rendah terhadap kegagalan investasi. Berdasarkan hasil ini, pembukaan cabang baru Toraja Coffee House di Panglima Polim dapat direkomendasikan, dengan catatan perusahaan tetap memperhatikan empat variabel paling sensitif yaitu harga jual makanan, harga jual minuman, biaya pokok penjualan makanan, dan biaya pokok penjualan minuman.