Perpustakaan Digital ITB

Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi merupakan kawasan konservasi di Jawa Barat yang berperan sebagai area perburuan terbatas dan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk spesies endemik dan dilindungi. Namun, efektivitas pengelolaan kawasan ini masih menghadapi tantangan internal dan eksternal, seperti kurangnya sumber daya manusia, perburuan liar, dan penyadapan ilegal. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi untuk mengidentifikasi kelemahan pengelolaan sekaligus merumuskan strategi yang lebih efektif dan adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi pengelolaan kawasan TBGMK selama periode 2020-2023 dan merumuskan strategi peningkatan efektivitas yang partisipatif dan berkelanjutan. Data diperoleh melalui wawancara, kuesioner, observasi lapangan, serta analisis dokumen seperti laporan evaluasi efektivitas, Rencana Pengelolaan Jangka Panjang, dan rencana aksi TBGMK. Analisis data dilakukan menggunakan metode METT dan SWOT. Hasil evaluasi menunjukkan efektivitas pengelolaan TBGMK tergolong kurang efektif, dengan skor METT antara 59-67%. Faktor internal pengelolaan TBGMK mencakup kekuatan pada aspek legalitas, serta kelemahan berupa rendahnya kapasitas kelembagaan dan SDM, keterbatasan pendanaan, minimnya pemantauan, dan sarana prasarana yang belum memadai. Sedangkan, faktor eksternal mencakup peluang melalui kemitraan konservasi, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan masyarakat, serta ancaman berupa tekanan lahan, ketergantungan masyarakat pada hutan, dan gangguan ekosistem. Berdasarkan analisis SWOT, posisi pengelolaan berada pada kuadran IV, sehingga strategi yang direkomendasikan adalah strategi bertahan dengan strategi prioritas yang dapat diterapkan diantaranya menyusun prioritas kegiatan berdasarkan tingkat ancaman, peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia, membangun kemitraan strategis dengan pihak eksternal, serta pengembangan program diversifikasi mata pencaharian bagi masyarakat lokal.