digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri perikanan di Kabupaten Halmahera Selatan dihadapkan pada tantangan terbatasnya infrastruktur fish cold storage, yang menghambat optimalisasi potensi ekonomi lokal. Penelitian ini mengusulkan solusi melalui sistem energi terintegrasi berkonfigurasi kaskade (berjenjang) pada lapangan panas bumi Songa Wayaua, memanfaatkan panas dari brine untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Organic Rankine Cycle (ORC) yang panas sisa dari sistem tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Absorption Chiller LiBr-H?O. Analisis termodinamika dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan teknis dan kinerja sistem. Evaluasi ini mencakup perhitungan detail daya keluaran bersih unit ORC, kapasitas pendinginan yang dihasilkan Absorption Chiller, serta efisiensi termal pada sistem. Hasil studi menunjukkan unit ORC mampu menghasilkan daya listrik bersih tambahan sebesar 531,37 kW. Fluida kerja R1233zd(E) terpilih sebagai yang paling optimal berkat kinerja superior serta profil lingkungan yang aman dengan nilai Global Warming Potential (GWP) 1 dan Ozone Depletion Potential (ODP) 0. Panas sisa dari Preheater ORC pada temperatur 125 °C dapat menggerakkan Absorption Chiller, menghasilkan kapasitas pendinginan sebesar 3,28 kW yang terbukti memadai untuk kebutuhan pendinginan produk ikan pada ruang Pre Cooling Room di fasilitas Fish Cold Storage. Lebih lanjut, analisis finansial menunjukkan model bisnis Fish Cold Storage ini layak dengan proyeksi Internal Rate of Return (IRR) 14,89%, secara signifikan berpotensi meningkatkan harga jual ikan dari nelayan hingga Rp145.143/kg. Model integrasi ini tidak hanya meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi di lapangan Songa Wayaua, tetapi juga menciptakan hubungan simbiosis strategis antara PT. PLN (Persero) dengan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan melalui dukungan langsung terhadap industri perikanan.