digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Amalia Rahmanda
PUBLIC Open In Flipbook Perpustakaan Prodi Arsitektur

Pertumbuhan pesat industri fesyen global dalam dua dekade terakhir telah membawa dampak signifikan terhadap peningkatan limbah tekstil. Indonesia, sebagai salah satu pusat industri fesyen di Asia Tenggara, menghadapi tantangan serius dalam mengelola limbah tekstil yang dihasilkan baik dari proses produksi (pra-konsumsi) maupun dari pakaian bekas pakai (pasca-konsumsi). Kota Bandung, khususnya kawasan Cigondewah, dikenal sebagai sentra perdagangan dan industri tekstil, memiliki kontribusi besar terhadap volume limbah kain yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Data menunjukkan bahwa limbah kain menjadi salah satu dari lima jenis sampah terbesar di kota ini, sementara sistem pengolahan yang terintegrasi masih belum tersedia. Fenomena tersebut memunculkan urgensi perancangan sebuah fasilitas yang mampu mengolah limbah tekstil secara berkelanjutan sekaligus menjadi sarana edukasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Upcycling Center Limbah Tekstil di Cigondewah sebagai wadah terpadu yang memadukan fungsi pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah kain menjadi produk bernilai tambah, baik dalam bentuk fesyen maupun material non-fesyen seperti material konstruksi. Selain itu, pusat ini dirancang untuk menjadi ruang publik yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah, sejalan dengan prinsip circular economy dan konsep zero waste architecture. Konsep desain mengintegrasikan alur upcycling dari pengumpulan, pemilahan, pengolahan, hingga pameran dan penjualan. Material berbasis limbah tekstil, seperti bata komposit dan panel isolasi, diterapkan pada elemen arsitektur untuk memperlihatkan nilai tambah limbah. Bangunan dirancang modular, adaptif, dan meminimalkan limbah konstruksi.