ABSTRAK_Marceline Claudya Teguh
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Muara Angke, Jakarta Utara merupakan pusat perikanan terbesar di Jakarta sejak 1977, kawasan ini menjadi tempat tinggal nelayan-nelayan yang sangat bergantung pada sektor perikanan. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di Muara Angke adalah nelayan kecil dengan pendapatan rendah Rp80.000 – Rp100.000 per hari per keluarga, membuat mereka rentan secara ekonomi. Kawasan ini juga memiliki potensi wisata bahari, seperti keberadaan Pelabuhan Kali Adem yang mendukung wisata Kepulauan Seribu dan kawasan mangrove yang dilestarikan oleh Komunitas Mangrove Muara Angke (KOMMA). Namun, pengembangan wisata di Muara Angke masih terhambat oleh isu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas nelayan Muara Angke melalui pengembangan wisata. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat tiga persoalan perancangan yang perlu direspons, yaitu menciptakan suasana tempat yang dapat meningkatkan pengalaman wisatawan untuk menciptakan keterikatan emosional (sense of place), ruang inklusif yang mendukung pemberdayaan komunitas nelayan untuk memperkuat rasa memiliki (sense of belonging), dan strategi arsitektur yang responsif terhadap tantangan kawasan pesisir. Dalam menciptakan sense of place dan sense of belonging terdapat empat kriteria utama yang digunakan (PPS, 2018), acces and linkages, comfort & images, uses and activites, dan sociability. Sedangkan, strategi yang digunakan untuk merespon kondisi pesisir adalah elevasi, drainase, material, orientasi bangunan, ventilasi, penataan dan jenis vegetasi, dan pengendalian matahari
Perpustakaan Digital ITB