Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman penghasil minyak
nilam (Patchouli oil). Minyak nilam tersusun atas beberapa senyawa metabolit
sekunder meliputi terpenoid, flavonoid, alkaloid, steroid, dan glikosida
fenilpropanoid. Dengan demikian, minyak memiliki aktivitas farmakologis yang
kuat dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku aroma terapi, parfum, kosmetik,
insektisida, dan obat-obatan. Peningkatan kebutuhan minyak nilam di Indonesia
belum sepenuhnya terpenuhi karena kultvasi konvensional dinilai sulit untuk
menghasilkan rendemen minyak nilam dengan kualitas baik dan kandungan
patchouli alcohol tinggi. Dengan kultivasi in vitro dalam bioreaktor TIS-RITA®,
dapat dihasilkan bibit nilam unggul, karakteristik sama, bebas patogen, dan toleran
terhadap stres. Pada penelitian ini, dilakukan kultivasi nilam secara in vitro pada
bioreaktor TIS RITA® dengan laju alir 15,67 mL/min dengan perlakuan
penambahan MeJA 10 µM. Elisitor MeJA berperan untuk menginduksi gen yang
terlibat dalam jalur biosintesis patchouli alcohol sebagai respon pertahanan diri.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh penambahan elisitor MeJA 10
µM terhadap pertumbuhan dan rendemen minyak nilam pada kultivasi in vitro
dalam bioreaktor TIS-RITA®. Dalam hasil penelitian ini, terjadi peningkatan
pertumbuhan dengan perlakuan MeJA 10 µM pada bioreaktor TIS RITA® yang
meliputi persentase pertambahan biomassa sebesar 42,27±4,1%, relative growth
rate sebesar 0,025±0,005 g/hari, laju pertumbuhan rata-rata sebesar 0,031±0,004
cm/hari, dan persentase pertambahan pucuk sebesar 41,575±11,43%. Sementara
itu, pertumbuhan pada kontrol lebih rendah. Survival rate nilam pada kontrol
maupun perlakuan adalah sebesar 100%. Rendemen minyak nilam diperoleh
melalui distilasi uap pada perlakuan MeJA 10 µM lebih tinggi yaitu sebesar
8,57±1,11% (b/b) dibandingkan kontrol sebesar 10,74±1,25% (b/b). Analisis
medium dilakukan sebagai indikasi biokonversi nutrisi oleh kultur nilam
menunjukkan terjadi penurunan pH, konduktivitas, dan kandungan sukrosa