digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Christy Emerald Hana Pamela
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia berdampak pada banyaknya produk samping berupa spent coffee ground (SCG) yang dihasilkan dari proses brewing kopi. SCG, yang merupakan 40-50% (m/m) dari buah kopi, telah menjadi fokus penelitian dalam beberapa tahun terakhir sebagai bahan baku produk samping yang dapat dimanfaatkan kembali. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dari SCG adalah produk lemak nabati, yang banyak digunakan dalam industri kosmetik. Namun, penelitian mengenai ekstraksi lemak nabati dari SCG masih bergantung kepada variasi metode ekstraksi dan jenis pelarut yang digunakan untuk mengekstrak lemak dari biomassa. Tujuan utama dari studi kuantitatif ini adalah untuk menganalisis pengaruh fermentasi SCG oleh Fusarium subglutinans terhadap jumlah lemak yang dapat diekstraksi. Fermentasi SCG dilakukan dalam media Potato Dextrose Broth selama 36 jam dengan kondisi aerasi 0,26 vvm dan volume kerja 7,7 L, yang dilakukan dalam tiga replikasi. Konsentrasi inokulum awal yang digunakan sebesar 7,41×107 sel/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan Fusarium subglutinans terbagi menjadi empat fase, yaitu lag, eksponensial, stasioner, dan kematian. Laju pertumbuhan spesifik dan waktu generasi ditentukan dari kurva pertumbuhan, dengan nilai masing-masing sebesar 0,474 ± 0,001867425 jam-1 dan 1,46 ± 0,005749564 jam. Ekstraksi lemak dilakukan menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE) dengan pelarut NADES (kolin klorida:asam laktat; 1:8 (rasio molar)). Hasilnya menunjukkan bahwa SCG terfermentasi menghasilkan rendemen lemak nabati lebih tinggi (hingga 4,4% m/m) dibandingkan dengan SCG yang tidak difermentasi. Proses ekstraksi mencapai hasil optimal pada daya microwave 250 watt, waktu ekstraksi 6 menit, dan rasio pelarut terhadap biomassa 1:8 (m/m). Metode MAE juga menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode Soxhlet, dengan peningkatan rendemen hingga 3,1% m/m pada sampel terfermentasi. Analisis lebih lanjut terhadap lemak menunjukkan bahwa fermentasi menurunkan nilai Higher Heating Value (HHV) sebesar 0,45 MJ/kg, namun meningkatkan aktivitas antioksidan secara keseluruhan.