Selulase berperan besar di perindustrian sebagai enzim industrial terbesar ketiga, tetapi
kedaulatan industri enzim Indonesia masih bergantung pada impor. Di sisi lain, Indonesia
memproduksi TKKS dalam jumlah besar, yang merupakan salah satu sumber materi
lignoselulosa sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksi selulase. Produksi selulase
dalam percobaan ini dilakukan dengan fermentasi semipadat yang mengakomodasi
keunggulan dari fermentasi terendam dan fermentasi fase padat. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan produksi enzim selulase menggunakan sistem fermentasi semipadat
biakan tunggal dari lima spesies fungi, yaitu Trichoderma viride, Trichoderma reesei,
Aspergillus niger, Penicillium chrysogenum, dan Rhizopus oryzae. Fermentasi dilakukan
dengan substrat TKKS pada rasio solid-to-liquid 1:20 di dalam labu Erlenmeyer
bervolume 200 mL, menggunakan agitasi kontinu di dalam incubator shaker dan
temperatur inkubasi 35 ?C selama 9 hari, Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-3,
5, 7, dan 9. Aktivitas enzim tertinggi diperoleh dari biakan A. niger, ditunjukkan dengan
hasil analisis filter paper assay sebesar 0,054 FPU/mL. Biakan T. reesei dan T. viride
menghasilkan selulase dengan aktivitas yang moderat. Sedangkan P. chrysogenum dan
R. oryzae cenderung menghasilkan selulase dengan aktivitas yang lebih rendah. Analisis
HPLC dilakukan untuk menentukan profil gula dalam hidrolisat kertas saring Whatman
No. 1, menghasilkan puncak pada waktu retensi 7,1 menit, 8,8 menit, 9,8 menit, 10,5
menit, 11,7 menit dan 18,6 menit, dengan glukosa berada pada waktu retensi 9,8 menit.
Adapun hasil SDS-PAGE terhadap selulase dari kelima fungi tersebut menunjukkan pita
protein pada rentang berat molekul CellicĀ® CTec2. Profil protein kelima fungi juga
menunjukkan kesesuaian dengan berat molekul enzim penyusun kompleks selulase pada
penelitian terdahulu.
Perpustakaan Digital ITB