digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gerald Xavier Widjaja
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Selulase berperan besar di perindustrian sebagai enzim industrial terbesar ketiga, tetapi kedaulatan industri enzim Indonesia masih bergantung pada impor. Di sisi lain, Indonesia memproduksi TKKS dalam jumlah besar, yang merupakan salah satu sumber materi lignoselulosa sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksi selulase. Produksi selulase dalam percobaan ini dilakukan dengan fermentasi semipadat yang mengakomodasi keunggulan dari fermentasi terendam dan fermentasi fase padat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan produksi enzim selulase menggunakan sistem fermentasi semipadat biakan tunggal dari lima spesies fungi, yaitu Trichoderma viride, Trichoderma reesei, Aspergillus niger, Penicillium chrysogenum, dan Rhizopus oryzae. Fermentasi dilakukan dengan substrat TKKS pada rasio solid-to-liquid 1:20 di dalam labu Erlenmeyer bervolume 200 mL, menggunakan agitasi kontinu di dalam incubator shaker dan temperatur inkubasi 35 ?C selama 9 hari, Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-3, 5, 7, dan 9. Aktivitas enzim tertinggi diperoleh dari biakan A. niger, ditunjukkan dengan hasil analisis filter paper assay sebesar 0,054 FPU/mL. Biakan T. reesei dan T. viride menghasilkan selulase dengan aktivitas yang moderat. Sedangkan P. chrysogenum dan R. oryzae cenderung menghasilkan selulase dengan aktivitas yang lebih rendah. Analisis HPLC dilakukan untuk menentukan profil gula dalam hidrolisat kertas saring Whatman No. 1, menghasilkan puncak pada waktu retensi 7,1 menit, 8,8 menit, 9,8 menit, 10,5 menit, 11,7 menit dan 18,6 menit, dengan glukosa berada pada waktu retensi 9,8 menit. Adapun hasil SDS-PAGE terhadap selulase dari kelima fungi tersebut menunjukkan pita protein pada rentang berat molekul CellicĀ® CTec2. Profil protein kelima fungi juga menunjukkan kesesuaian dengan berat molekul enzim penyusun kompleks selulase pada penelitian terdahulu.