Penelitian ini mengkaji karakteristik teknis biomassa berupa tandan kosong
kelapa sawit (TKKS) dan serbuk gergaji sebagai bahan bakar substitusi batubara
dalam sistem co-firing di PLTU Labuhan Angin. Fokus utama mencakup analisis
sifat bahan bakar, kinerja pembakaran, potensi slagging dan fouling, validasi
simulasi operasional dengan Aspen Plus, serta evaluasi rantai pasok biomassa.
Pendekatan ini bertujuan menilai kelayakan teknis, lingkungan, dan ekonomi dari
penerapan teknologi co-firing sebagai strategi transisi energi berkelanjutan.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa batubara memiliki nilai kalor tinggi
namun berdampak lingkungan lebih besar, sementara TKKS dan serbuk gergaji
lebih ramah lingkungan namun berbeda dalam performa teknis. TKKS memiliki
kadar air rendah dan nilai kalor memadai, sedangkan serbuk gergaji unggul dalam
rendahnya kadar abu dan emisi, namun memerlukan laju massa yang lebih besar.
Campuran batubara dengan TKKS (60–90%) dan serbuk gergaji hingga 30%
terbukti memenuhi standar mutu bahan bakar tanpa memerlukan modifikasi
signifikan pada sistem pembangkit. Potensi slagging biomassa terdeteksi lebih
tinggi, menuntut pengaturan rasio campuran dan pemantauan sistem perpindahan
panas untuk menjaga keandalan operasi.
Simulasi Aspen Plus menunjukkan bahwa co-firing biomassa mampu
mempertahankan efisiensi pembakaran sekitar 90% dengan daya keluaran 70
MW serta secara signifikan menurunkan emisi SO2, NOx, dan partikulat. Kajian
rantai pasok menunjukkan bahwa TKKS unggul dari sisi ketersediaan dan biaya,
menjadikannya opsi yang lebih layak dibanding serbuk gergaji. Secara
keseluruhan, strategi co-firing dominan TKKS dinilai layak secara teknis, ramah
lingkungan, dan ekonomis, serta mendukung pencapaian target transisi energi
rendah karbon di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB