Pemodelan debit aliran sungai saat ini umumnya masih menggunakan model
numerik seperti HEC-HMS, yang memerlukan sumber daya komputasi cukup besar.
Selain itu, prediksi debit menggunakan model machine learning yang ada saat ini
umumnya hanya dilakukan pada satu titik pengamatan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dikembangkan model machine learning Long Short-Term Memory
(LSTM) yang mampu melakukan generalisasi dalam memprediksi debit aliran
sungai pada berbagai karakteristik sub-DAS, khususnya di sub-DAS Palu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pre-processing berupa
pembagian data menjadi data pelatihan, validasi, dan pengujian, serta penerapan
sliding window pada data hujan-debit. Penelitian ini menggunakan dua skema
model dengan perbedaan utama pada arsitektur yang digunakan. Arsitektur model
LSTM yang diterapkan adalah many-to-one dengan panjang output tetap (skema 1)
yang hanya memanfaatkan state di langkah waktu terakhir, dan encoder-decoder
LSTM yang menggunakan state hasil prediksi untuk memprediksi debit di langkah
waktu selanjutnya (skema 2).
Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh, model skema 1 pada data deret waktu
memiliki debit yang cenderung mendekati debit referensi daripada model skema 2.
Evaluasi performa menggunakan metrik RMSE, NSE, dan PBIAS menunjukkan
bahwa model cenderung memberikan hasil yang lebih stabil pada sub-DAS yang
lebih luas dan berbentuk memanjang. Sebaliknya, performa model menurun pada
sub-DAS yang berukuran kecil dan berbentuk melingkar. Hasil model ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yang paling signifikan selain
keterhubungan data adalah penggunaan hyperparameter yang optimal. Oleh karena
itu, untuk memperoleh hasil yang lebih optimal, dapat menggunakan kombinasi
hyperparameter lain yang dapat menghasilkan model dengan lebih baik.
Perpustakaan Digital ITB