digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Zahrah Faridathul Athifah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sekitar 30 spesies primata di Indonesia diperkirakan akan terancam punah pada tahun 2050 akibat perubahan iklim, aktivitas manusia, dan hilangnya habitat (Condro et al., 2021). Kawasan konservasi yang efektif, seperti Hutan Alam Sekunder (HAS) dan High Conservation Value Forest (HCVF), yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Ciamis, dapat berperan penting dalam melindungi primata. Salah satu area konservasi yang strategis adalah HAS KH Gunung Babakan, yang berfungsi sebagai habitat perlindungan bagi Trachypithecus auratus (Lutung Jawa). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran populasi, sebaran, kepadatan, ditribusi, dan wilayah jelajah primata (home range) di HAS KH Gunung Babakan, serta menganalisis hubungan antara populasi dengan efek tepi hutan dan kehadiran sungai. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi jelajah, analisis kuantitatif melalui Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji Korelasi Rank Spearman, serta analisis spasial menggunakan Kernel Density Estimation (KDE) dan Minimum Convex Polygon (MCP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies primata yang teridentifikasi di kawasan ini, yaitu Trachypithecus auratus, Presbytis comata, Nycticebus javanicus, dan Macaca fascicularis. Primata sebagian besar tersebar di hutan alam sekunder pada elevasi 48,9–183,7 mdpl. Kepadatan populasi tertinggi ditemukan pada Macaca fascicularis dengan 3,12 individu/ha. Terdapat 3 daerah inti seluas 46,3 yang sering dikunjungi oleh primata. Primata memiliki home range seluas 124,7 ha dan kelompok lutung jawa C memiliki home range terbesar dibandingkan dua kelompok lutung jawa lainnya. Primata cenderung menyukai tepi hutan dan sungai. Namun, tepi hutan dan kehadiran sungai tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah individu primata (p > 0,05), yang diduga lebih dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya pakan di kawasan tersebut.