Dalam mengoptimalkan produksi batubara di sebuah perusahaan tambang batubara di Muara Enim, terdapat upaya untuk menerapkan integrated coal mine planning system (ICMPS). Akan tetapi, Proyek ICMPS ini mengalami penundaan yang berkepanjangan sejak inisiasi awal pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan akar penyebab masalah dari tertundanya Proyek ICMPS ini dan membangun strategi manajemen proyek yang tepat untuk mempercepat penyelesaian proyek pada tahun 2025. Pengumpulan data melalui studi literatur, observasi langsung, distribusi kuesioner dan wawancara semi terstruktur. Selanjutnya dilakukan analisis akar penyebab masalah menggunakan CRT diagram. Selanjutya dilakukan kompresi jadwal proyek awal kedalam baseline jadwal yang baru melalui serangakain analisis WBS, analisis CPM, analisis manajemen proyek tangkas dengan Scrum (Agile-Scrum) dan integrasi CPM dengan Agile-Scrum.
Penelitian ini menidentifikasi penyebab utama tertundanya Proyek yaitu tidak adanya kebijakan dan regulasi perusahaan yang mendukung penerapan IoT. Salah satu dampak dari penyebab utama ini adalah tidak adanya metode manajement proyek dalam penerapan ICMPS. Melalui analisis CPM untuk pekerjaan fisik dan analisis AgileScrum pekerjaan pengembangan digital, maka dilakukan pengembangan manajemen proyek hibrida yang disebut dengan Water-Scrum-Fall. Pengembangan Water-ScrumFall ini dapat menekan durasi proyek dengan fast-tracking dari 169 menjadi 159 hari kerja dengan kemungkinan keberhasilan proyek 83 persen dan kenaikan biaya Rp 42.324.576,00. Selanjutnya, dalam mencapai kesuksesan proyek ICMPS, terdapat beberapa rekomendasi yang mencakup, peningkatan kapasitas jaringan internet area tambang, peningkatan kompetensi dan kemampuan pelaksana, dan kolaborasi yang konsisten antar departemen dalam pelaksanaan Proyek ICMPS.
Perpustakaan Digital ITB