digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X sebagai perusahaan otomotif di Indonesia menjalankan sistem logistik milk run bersama sembilan logistics partner (LP). Dalam praktik eksisting, setiap LP melakukan pengadaan consumables seperti ban dan oli secara individual, sementara biaya ditagihkan kepada PT X dalam bentuk standar Rp/km. Mekanisme ini membuat biaya bersifat langsung variabel terhadap jarak tempuh logistik, tetapi daya tawar pembelian menjadi rendah karena volume yang terfragmentasi. Sebaliknya, PT X Asia di Thailand telah menerapkan fuel bundling scheme dengan mengonsolidasikan kebutuhan LP, sehingga mampu memperoleh harga lebih efisien. Penelitian ini bertujuan merancang model Purchasing Consortium (PC) yang sesuai dengan kondisi Indonesia untuk meningkatkan efisiensi biaya pengadaan consumables. Metodologi yang digunakan meliputi spend analysis dan diagram Pareto untuk menentukan prioritas, regresi linear untuk mengidentifikasi hubungan produksi dengan kilometer logistik, serta metode Holt–Winters exponential smoothing untuk meramalkan kebutuhan hingga 2030. Skema PC kemudian diuji dengan mekanisme Common Replenishment Epoch (CRE), yaitu penjadwalan pemesanan bersama antar-LP agar total volume terkonsolidasi dan syarat diskon atau minimum order quantity dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PC dan CRE mampu memberikan penghematan biaya secara konsisten. Untuk Goodrich EMSA, penghematan tahunan berada pada kisaran Rp814–840 juta (4,81–4,84%), sedangkan untuk Oil Machine sebesar Rp404– 409 juta (4,63–4,69%). Persentase penghematan relatif stabil selama periode 2026–2030. Hal ini menegaskan bahwa skema PC dengan dukungan mekanisme CRE berpotensi menjadi strategi efisiensi biaya yang berkelanjutan serta dapat mendukung daya saing operasional PT X dalam jangka menengah.