digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Azzahra Shafa Aleyna Putri [17521024]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Low vision adalah kondisi seseorang yang mengalami penurunan indera penglihatan hingga kurang dari 20/60 secara permanen. Secara umum, kondisi ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu cacat bawaan ataupun penyakit yang diderita. Kedua faktor tersebut tentunya masing-masing dapat memberikan perbedaan yang signifikan dan memiliki proses adaptasi yang berbeda. Penyandang yang mengalami low vision sejak kecil mengalami berbagai keterbatasan dalam melihat yang mempengaruhi pengalaman dan perkembangan dikarenakan 80% informasi diproses melalui penglihatan sehingga mengharuskan mereka untuk menggunakan alat bantu. Selain dampak pada kognitif dan perkembangan, penyandang low vision juga menghadapi resiko komplikasi lain salah satunya adalah kelainan tulang belakang seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis. Pada anak dengan low vision, kelainan tulang belakang dapat berkembang dari kebiasaan postur tubuh yang buruk akibat kebutuhan untuk mengimbangi indera visual yang terbatas. Penyandang low vision seringkali menghabiskan waktu dalam posisi yang tidak ergonomis misalnya sering menunduk ketika mengamati objek dengan sisa penglihatan yang dimiliki saat beraktivitas. Hal ini terbukti pada penelitian terdahulu yang melibatkan 9 anak low vision berumur rata-rata 12 tahun. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semua anak tersebut menderita skoliosis dengan status postural tingkat sedang. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih mengenai kebiasaan dan masalah yang dialami anak low vision khususnya mereka yang mengalami kondisi ini sejak usia dini dan mencari solusi dengan produk yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.