digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tifal Nabilla Amini [17321050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring berkembangnya digitalisasi, permainan tradisional Indonesia mulai tergeser oleh permainan digital, yang kini mendominasi aktivitas bermain anak-anak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hampir separuh anak usia dini di Indonesia telah terbiasa menggunakan gawai dan mengakses internet. Permainan digital memang memiliki manfaat bagi perkembangan kognitif, namun juga menimbulkan dampak negatif seperti kecanduan, mengisolasi diri dan kurangnya aktivitas fisik. Anak-anak cenderung kehilangan kesempatan untuk berbaur langsung Ketika bermain, sehingga menghambat perkembangan empati dan keterampilan sosial. Berbeda dengan permainan digital, permainan tradisional melibatkan interaksi langsung, sebagian melakukan aktivitas fisik, serta mengandung nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan ruang edukatif sekaligus interaktif seperti museum permainan tradisional sebagai media pelestarian budaya sekaligus interaktif seperti museum permainan tradisional sebagai media pelestarian budaya sekaligus sarana bermainan anak-anak di era modern. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini berupa studi literatur, observasi lapangan dan wawancara kepada pihak-pihak terkait. Data yang diterima akan membantu proses perancangan agar selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan. Museum yang dirancang berbasis pengalaman pengunjung diharapkan menjadi ruang bermain sekaligus sarana pelestarian permainan tradisional bagi generasi muda dan masyarakat luas.