Penelitian ini mengkaji peran emas dan Bitcoin sebagai aset safe-haven serta alat diversifikasi
dalam pasar keuangan global selama periode 2015 hingga 2025. Di tengah berbagai
ketidakpastian seperti pandemi COVID-19, konflik Rusia dan Ukraina, serta perang tarif global
pada tahun 2025, investor semakin mencari aset yang mampu melindungi portofolio mereka
dari risiko penurunan. Emas secara historis berperan sebagai aset defensif dengan volatilitas
rendah, sedangkan Bitcoin, meskipun sangat fluktuatif, menjadi sorotan karena sifatnya yang
terdesentralisasi dan pasokan yang terbatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, termasuk model GARCH(1,1) untuk mengukur volatilitas, regresi kuantil untuk
mengevaluasi kinerja saat tekanan pasar, serta analisis rasio Sharpe untuk menilai imbal hasil
yang disesuaikan dengan risiko. Data return bulanan dikumpulkan dari Investing.com. Hasil
GARCH menunjukkan bahwa emas memiliki pola volatilitas yang lebih stabil dan persisten,
memperkuat perannya sebagai aset safe-haven. Sebaliknya, Bitcoin lebih responsif terhadap
guncangan pasar dan menunjukkan volatilitas yang jauh lebih tinggi. Hasil regresi kuantil
menunjukkan bahwa Bitcoin mengalami penurunan tajam pada kuantil ke-5 dan ke-10, yang
mencerminkan kondisi pasar yang penuh tekanan. Return Bitcoin turun sebesar -24,94% dan 16,70%
pada
masing-masing
kuantil
tersebut,
sedangkan
penurunan
return
emas
lebih
ringan,
yaitu
-5,48%
dan
-3,29%.
Temuan
ini
mengonfirmasi
bahwa
emas
memberikan
perlindungan
yang
lebih baik terhadap risiko penurunan selama periode gejolak pasar. Dalam konteks
diversifikasi portofolio, Bitcoin menunjukkan manfaat positif. Meskipun volatil, korelasinya
yang lemah dengan emas (0,0752) membantu mengurangi risiko portofolio secara keseluruhan.
Portofolio campuran antara Bitcoin dan emas dengan komposisi 50:50 menghasilkan rasio
Sharpe tertinggi (0,3296), dibandingkan dengan portofolio Bitcoin saja (0,3125) dan emas saja
(0,1459). Ini menunjukkan bahwa menggabungkan kedua aset tersebut dapat meningkatkan
keseimbangan risiko dan imbal hasil. Kesimpulannya, emas tetap menjadi aset safe-haven yang
andal, terutama selama tekanan pasar keuangan. Bitcoin, meskipun tidak cukup andal sebagai
pelindung tunggal saat krisis, tetap memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi
portofolio jika dikombinasikan dengan emas. Studi ini mendukung strategi alokasi aset
campuran di mana emas digunakan untuk perlindungan nilai dan Bitcoin untuk potensi
pertumbuhan. Temuan ini sejalan dengan prinsip Teori Portofolio Modern dan memberikan
wawasan praktis bagi investor dalam mengelola portofolio di tengah kondisi pasar yang tidak
menentu.
Perpustakaan Digital ITB