digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengkaji peran emas dan Bitcoin sebagai aset safe-haven serta alat diversifikasi dalam pasar keuangan global selama periode 2015 hingga 2025. Di tengah berbagai ketidakpastian seperti pandemi COVID-19, konflik Rusia dan Ukraina, serta perang tarif global pada tahun 2025, investor semakin mencari aset yang mampu melindungi portofolio mereka dari risiko penurunan. Emas secara historis berperan sebagai aset defensif dengan volatilitas rendah, sedangkan Bitcoin, meskipun sangat fluktuatif, menjadi sorotan karena sifatnya yang terdesentralisasi dan pasokan yang terbatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, termasuk model GARCH(1,1) untuk mengukur volatilitas, regresi kuantil untuk mengevaluasi kinerja saat tekanan pasar, serta analisis rasio Sharpe untuk menilai imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko. Data return bulanan dikumpulkan dari Investing.com. Hasil GARCH menunjukkan bahwa emas memiliki pola volatilitas yang lebih stabil dan persisten, memperkuat perannya sebagai aset safe-haven. Sebaliknya, Bitcoin lebih responsif terhadap guncangan pasar dan menunjukkan volatilitas yang jauh lebih tinggi. Hasil regresi kuantil menunjukkan bahwa Bitcoin mengalami penurunan tajam pada kuantil ke-5 dan ke-10, yang mencerminkan kondisi pasar yang penuh tekanan. Return Bitcoin turun sebesar -24,94% dan 16,70% pada masing-masing kuantil tersebut, sedangkan penurunan return emas lebih ringan, yaitu -5,48% dan -3,29%. Temuan ini mengonfirmasi bahwa emas memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap risiko penurunan selama periode gejolak pasar. Dalam konteks diversifikasi portofolio, Bitcoin menunjukkan manfaat positif. Meskipun volatil, korelasinya yang lemah dengan emas (0,0752) membantu mengurangi risiko portofolio secara keseluruhan. Portofolio campuran antara Bitcoin dan emas dengan komposisi 50:50 menghasilkan rasio Sharpe tertinggi (0,3296), dibandingkan dengan portofolio Bitcoin saja (0,3125) dan emas saja (0,1459). Ini menunjukkan bahwa menggabungkan kedua aset tersebut dapat meningkatkan keseimbangan risiko dan imbal hasil. Kesimpulannya, emas tetap menjadi aset safe-haven yang andal, terutama selama tekanan pasar keuangan. Bitcoin, meskipun tidak cukup andal sebagai pelindung tunggal saat krisis, tetap memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi portofolio jika dikombinasikan dengan emas. Studi ini mendukung strategi alokasi aset campuran di mana emas digunakan untuk perlindungan nilai dan Bitcoin untuk potensi pertumbuhan. Temuan ini sejalan dengan prinsip Teori Portofolio Modern dan memberikan wawasan praktis bagi investor dalam mengelola portofolio di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.