digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak sawit olahan mengandung kontaminan karsinogenik dan genotoksik, yaitu 3-monochloropropane-1,2-diol ester (3-MCPDE) dan glisidil ester (GE), yang terbentuk saat pemurnian suhu tinggi dan berpotensi mengancam keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode pemurnian minyak sawit menggunakan konfigurasi unggun tetap dengan campuran karbon aktif dan zeolit mordenit teraktivasi, serta mengoptimasi kondisi operasi menggunakan response surface methodology (RSM) tipe face-centered central composite design (FCCCD). Aktivasi adsorben dengan HNO? meningkatkan luas permukaan spesifik karbon aktif hingga 665,4 m²/g dan zeolit mordenit hingga 185,6 m²/g berdasarkan analisis BET. Adsorpsi 3-MCPDE murni mengikuti model Temkin dengan dengan konstanta Temkin (kT) sebesar 2,322 L/mg dan energi interaksi molekuler sebesar –15.666 J/mol, yang menunjukkan bahwa proses adsorpsi bersifat eksotermik dengan energi interaksi menurun seiring peningkatan jumlah adsorbat teradsorpsi, serta adanya heterogenitas permukaan adsorben. Pada sistem kontinu, proses adsorpsi dimodelkan menggunakan model Thomas, Adams-Bohart, dan Yoon- Nelson, dengan model Thomas memberikan representasi terbaik terhadap proses adsorpsi. Kapasitas adsorpsi maksimum (q?) untuk 3-MCPDE berkisar 1,1–2,1 mg/g dan GE berkisar 1,3–2,8 mg/g, serta konstanta laju Thomas (kTh) untuk 3- MCPDE sebesar 7–12 mL/mg/menit dan GE sebesar 9,7–10,8 mL/mg/menit. Kondisi optimal diperoleh pada tinggi unggun 1,5 cm dan waktu adsorpsi 10 menit dengan konfigurasi unggun campuran merata, memberikan efisiensi penurunan hingga 89% untuk 3-MCPDE dan 97% untuk GE. ANOVA menunjukkan tinggi unggun, waktu adsorpsi, dan konfigurasi penyusunan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi adsorpsi, dengan interaksi signifikan antara waktu adsorpsi dan konfigurasi unggun. Hasil optimasi statistik RSM memprediksi efisiensi adsorpsi 90%–99% pada kondisi optimal.