Minyak sawit olahan mengandung kontaminan karsinogenik dan genotoksik, yaitu
3-monochloropropane-1,2-diol ester (3-MCPDE) dan glisidil ester (GE), yang
terbentuk saat pemurnian suhu tinggi dan berpotensi mengancam keamanan
pangan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode pemurnian minyak sawit
menggunakan konfigurasi unggun tetap dengan campuran karbon aktif dan zeolit
mordenit teraktivasi, serta mengoptimasi kondisi operasi menggunakan response
surface methodology (RSM) tipe face-centered central composite design (FCCCD).
Aktivasi adsorben dengan HNO? meningkatkan luas permukaan spesifik karbon
aktif hingga 665,4 m²/g dan zeolit mordenit hingga 185,6 m²/g berdasarkan analisis
BET. Adsorpsi 3-MCPDE murni mengikuti model Temkin dengan dengan
konstanta Temkin (kT) sebesar 2,322 L/mg dan energi interaksi molekuler sebesar
–15.666 J/mol, yang menunjukkan bahwa proses adsorpsi bersifat eksotermik
dengan energi interaksi menurun seiring peningkatan jumlah adsorbat teradsorpsi,
serta adanya heterogenitas permukaan adsorben. Pada sistem kontinu, proses
adsorpsi dimodelkan menggunakan model Thomas, Adams-Bohart, dan Yoon-
Nelson, dengan model Thomas memberikan representasi terbaik terhadap proses
adsorpsi. Kapasitas adsorpsi maksimum (q?) untuk 3-MCPDE berkisar 1,1–2,1
mg/g dan GE berkisar 1,3–2,8 mg/g, serta konstanta laju Thomas (kTh) untuk 3-
MCPDE sebesar 7–12 mL/mg/menit dan GE sebesar 9,7–10,8 mL/mg/menit.
Kondisi optimal diperoleh pada tinggi unggun 1,5 cm dan waktu adsorpsi 10 menit
dengan konfigurasi unggun campuran merata, memberikan efisiensi penurunan
hingga 89% untuk 3-MCPDE dan 97% untuk GE. ANOVA menunjukkan tinggi
unggun, waktu adsorpsi, dan konfigurasi penyusunan berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi adsorpsi, dengan interaksi signifikan antara waktu adsorpsi dan
konfigurasi unggun. Hasil optimasi statistik RSM memprediksi efisiensi adsorpsi
90%–99% pada kondisi optimal.
Perpustakaan Digital ITB