ABSTRAK Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Farrel Fasya Alfarizi
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Prediksi curah hujan memegang peran penting dalam mitigasi bencana
hidrometeorologi dan perencanaan sektor agrikultur. Penelitian ini
mengimplementasikan Artificial Neural Network (ANN) untuk memodelkan dan
memprediksi curah hujan harian di Kota Bandung menggunakan tiga algoritma
pelatihan backpropagation yang berbeda, yaitu Scaled Conjugate Gradient (SCG),
BFGS Quasi-Newton, dan Levenberg–Marquardt (LM). Evaluasi dilakukan dalam
dua pendekatan: klasifikasi (biner dan multi-kelas) serta regresi numerik. Hasil
menunjukkan bahwa pendekatan klasifikasi efektif dalam membedakan intensitas
hujan, di mana algoritma LM unggul dalam klasifikasi biner, sedangkan BFGS
menunjukkan stabilitas lebih baik dalam multi-kelas. Pada pendekatan regresi,
BFGS memberikan akurasi prediksi tertinggi (MSE = 115.86), LM paling efisien
dalam waktu pelatihan (28 epoch), dan SCG menunjukkan waktu pelatihan tercepat
namun akurasi terendah. Perbandingan prediksi terhadap data observasi
menunjukkan bahwa model ANN mampu mengikuti tren umum curah hujan,
meskipun kurang responsif terhadap kejadian ekstrem. Temuan ini menegaskan
pentingnya pemilihan algoritma pelatihan berdasarkan kebutuhan aplikasi, serta
perlunya pengembangan lanjutan melalui integrasi data ekstrem dan pendekatan
hybrid.
Perpustakaan Digital ITB