digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biosimilar berperan penting dalam peningkatan kualitas kesehatan, khususnya dalam pencegahan, pengobatan, dan pengendalian penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik apoteker terkait penggunaan biosimilar di layanan kemoterapi, mengidentifikasi faktor pendukung dan hambatan dalam penerapannya serta mengeksplorasi korelasi antara tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik apoteker terhadap biosimilar. Studi ini melibatkan 136 apoteker anggota Himpunan Apoteker Onkologi dengan desain penelitian potong lintang menggunakan kuisioner yang sudah divalidasi. Data dianalisis uji statistik deskriptif serta analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (n = 103, 75,73%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik dengan skor rata-rata 86,3 ± 20,4. Sebanyak 78,67% responden memiliki sikap positif terhadap biosimilar, sementara 77,20% menerapkannya dengan baik dalam praktik. Alasan utama penggunaan biosimilar meliputi efisiensi biaya (n = 43, 32%), sebagai ketersediaan alternatif terapi (n = 35, 26%), dan untuk meningkatkan pemanfaatan obat bioteknologi (n=30, 22%). Hambatan utama yang dihadapi adalah kesulitan dalam merekomendasikan biosimilar kepada bagian pengelolaan dan pengadaan farmasi rumah sakit (n=26, 19%). Tidak ada korelasi bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap maupun praktik. Namun, ditemukan korelasi yang sangat lemah antara praktik dan sikap (r = 0,195, p = 0,023). Terdapat perbedaan signifikan dalam skor sikap berdasarkan sumber edukasi, serta dalam skor pengetahuan dan sikap berdasarkan lama bekerja.