Seiring dengan peralihan dunia menuju energi terbarukan, kebutuhan akan
penyimpanan energi yang efisien menjadi semakin penting. Proton exchange membrane
water electrolysis (PEMWE) telah muncul sebagai teknologi yang menjanjikan untuk
menghasilkan hidrogen murni. Namun, potensinya terbatas oleh tantangan seperti
tingginya biaya membran serta permasalahan stabilitas mekanik dan termal. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini mengusulkan pengembangan membran
penukar proton berpori (PF-PEMs) yang lebih maju.
Membran diproduksi menggunakan polimer aromatik tersulfonasi yang disintesis
melalui direct sulfonation dan dikombinasikan dengan substrat PTFE berpori. Teknik
fabrikasi pore-filling diterapkan untuk memastikan keseimbangan antara stabilitas
struktural dan performa elektrokimia. Untuk mengurangi pembengkakan sambil
menjaga integritas, digunakan juga teknik crosslinking. Sifat utama membran, kapasitas
pertukaran ion, konduktivitas proton, serta stabilitas termal dan oksidatif, dikarakterisasi
menggunakan FTIR, DSC, dan TGA.
Penelitian ini menunjukkan bahwa rasio polimer terhadap crosslinker serta ketebalan
substrat berpori berpengaruh signifikan terhadap performa membran. CV-02
(crosslinker rendah, substrat tipis) menunjukkan konduktivitas tertinggi (68 mS/cm
pada 60°C), namun cepat terdegradasi di bawah kondisi oksidatif. CV-01 (crosslinker
berlebih) menunjukkan stabilitas oksidatif dan termal yang baik. TGA mengonfirmasi
degradasi bertahap, dengan kerusakan utama polimer terjadi sekitar 500°C, sementara
membran SPEEK umumnya stabil hanya hingga 300°C. DSC menunjukkan suhu
transisi kaca sebesar 110°C. Ini menunjukkan strategi efektif untuk menyeimbangkan
performa dan durabilitas dalam aplikasi PEMWE yang dapat diskalakan.
Perpustakaan Digital ITB