Bensin merupakan komoditas penting bagi masyarakat Indonesia. Namun, produksi
bensin nasional belum mampu memenuhi kebutuhan nasional sehingga impor bensin
masih dibutuhkan dalam jumlah banyak. Hal ini mendorong pengembangan bensin
alternatif, salah satunya bensin dari minyak kelapa sawit atau bensin sawit (bensa).
Terlebih, Indonesia mampu menghasilkan 47 juta ton minyak kelapa sawit pada 2023 dan
diproyeksikan meningkat di masa depan. Bensa dapat dikembangkan agar memenuhi
Standar Euro 5, dengan nilai Research Octane Number (RON) minimal sebesar 95 serta
kandungan aromatik, olefin, dan benzena masing-masing maksimal sebesar 35% v/v,
18% v/v, dan 1% v/v. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi
bensa melalui catalytic cracking agar dapat mencapai Standar Euro 5 tanpa posttreatment
yang panjang. Proses catalytic cracking berlangsung pada tekanan atmosferik,
temperatur 500°C, dan weight hourly space velocity (WHSV) sebesar 2,5 jam-1 dengan
katalis KZSM-5 dan Zeolit Beta. Hasil penggunaan katalis menunjukkan bahwa KZSM-
5 menggeser reaksi menuju aromatisasi, sedangkan Zeolit Beta menuju isomerisasi.
Penggunaan katalis baik secara tunggal maupun kombinasi belum mampu menghasilkan
bensa sesuai Standar Euro 5 karena nilai RON terlalu rendah, komposisi senyawa
aromatik yang terlalu tinggi, atau komposisi senyawa olefin yang terlalu tinggi. Namun,
kombinasi Beta/KZSM-5 mampu menghasilkan bensa yang mendekati Standar Euro 5
sehingga perbandingan massa pada kombinasi tersebut masih dapat dieksplorasi lebih
lanjut. Selain itu, aktivitas KZSM-5 menunjukkan potensi untuk dimanfaatkan dalam
produksi p-xilena.
Perpustakaan Digital ITB