digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Cecilia
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Penuaan kulit dini, pigmentasi, hingga kanker kulit terjadi karena efek radiasi sinar ultraviolet berlebih yang memicu kondisi stres oksidatif pada tubuh akibat jumlah spesies radikal bebas melebihi jumlah enzim antioksidan seperti SOD (Superoksidase Dismutase). Penggunaan antioksidan topikal dan abrasif kulit diperlukan untuk perawatan kulit tubuh akibat paparan sinar ultraviolet berlebih. Ekstrak n-heksana daging alpukat diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik untuk dijadikan bahan aktif dalam pembuatan sediaan semisolid, seperti gel. Gel merupakan sediaan topikal dengan basis air yang dapat menghidrasi lapisan stratum korneum dan memimik matriks ekstraselular pada lapisan epidermis. Ekstrak n-heksana daging alpukat diduga mengandung senyawa fenolik, flavonoid, karotenoid, dan vitamin E yang berperan sebagai senyawa aktif antioksidan. Kombinasi beras putih sebagai agen abrasif dilakukan karena ukuran dan dimensi dari beras putih yang halus dan nyaman untuk penggunaan topikal. Metode penelitian meliputi lima tahap, yaitu pembuatan ekstrak, penetapan kadar flavonoid, fenolik, dan karotenoid ekstrak, optimasi formula, evaluasi formula, serta uji stabilitas fisik sediaan body scrub. Kadar flavonoid, fenolik, dan karotenoid ekstrak berturut-turut adalah 49,57 ± 0,04 mg QE, 59,92 ± 0,58 mg AE, serta 0,27 ± 0,01 mg BE/ g ekstrak. Ekstrak n-heksana dikembangkan menjadi formula gel dengan kombinasi basis Carbomer 940 dan Hidroksipropil metilselulosa K200 pada berbagai konsentrasi. Pengembangan formula body scrub gel optimal mengandung 0,25% carbomer, 2,75% HPMC, 2% ekstrak, 10% propilen glikol, 5% trigliserida kaprilat, 7,5% partikel beras putih, 0,18% metilparaben, dan 0,02% propilparaben, Hasil uji metode DPPH, body scrub gel ekstrak n-heksana daging alpukat memiliki aktivitas antioksidan sebesar 76,16 ± 5,44 ppm. Hasil uji stabilitas 28 hari pada 3 suhu berbeda dan metode Freeze-thaw menunjukkan evaluasi pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan organoleptik sediaan yang stabil. Setelah penyimpanan, terjadi penurunan aktivitas antioksidan menjadi lemah (250-500 ppm), memiliki kemampuan sineresis sebesar 2,95%, dan memenuhi persyaratan residu pelarut.