Indonesia merupakan pengekspor minyak nilam terbesar di dunia namun
kualitasnya masih sangat rendah yaitu dengan kadar patchouli alcohol kurang dari
30%. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
pupuk fosfat dan cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan biomassa, perolehan
minyak nilam, dan kandungan patchouli alcohol pada minyak nilam. Bibit nilam
diperoleh dengan teknik mikropropagasi melalui inisiasi dan subkultur pucuk dan
induksi akar pada thin layer culture (TLC). Penanaman dilakukan selama 12
minggu di dalam screen house dengan pupuk fosfat yang ditambahkan adalah 0,2
g/polybag dan 0,4 g/polybag, dan penyiraman diberikan dengan pemberian jumlah
air 50% dan 100% kapasitas lapang setiap hari. Pertumbuhan nilam dianalisis
berdasarkan tinggi tanaman setiap minggu, berat basah awal, dan berat basah akhir.
Ekstraksi minyak nilam dilakukan dengan metode distilasi uap selama 7 jam.
Analisis senyawa penyusun minyak nilam menggunakan Gas ChromatographyMass Analysis (GC-MS). Cekaman kekeringan meningkatkan perolehan minyak
dan penambahan pupuk fosfat meningkatkan kadar patchouli alcohol di daun.
Pertumbuhan optimal dengan perolehan minyak tertinggi (4,995%) diperoleh
dengan penambahan fosfat 0,2 g/polybag disertai cekaman kekeringan 50%, yaitu
dengan laju pertumbuhan 0,0142 hari-1 dan doubling time 48,8432 hari. Perolehan
minyak sebesar 3,646% (b/bk) dan berkualitas tinggi (PA=30,55%) yaitu dengan
penambahan pupuk fosfat 0,4 g/polybag disertai cekaman kekeringan 50% dengan
produktivitas minyak nilam 206,3 kg/ha.tahun. Senyawa utama penyusun minyak
nilam yaitu patchouli alcohol (30,55%), δ-guaiene (18,03%), α-guaiene (14,87%),
germacrene (7,76%), seychellene (7,76%), α-patchoulene (5,37%).
Perpustakaan Digital ITB