digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan terus berlangsungnya Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) Tiongkok yang membentuk perkembangan infrastruktur global, keberhasilan operasional usaha patungan semakin bergantung pada efektivitas kolaborasi lintas budaya. Penelitian ini mengkaji hubungan antara kecerdasan budaya (CQ) dan kinerja kerja individu pada karyawan Indonesia dalam usaha patungan Operasi dan Pemeliharaan (O&M) antara Tiongkok dan Indonesia di sektor pembangkit listrik, yang dibentuk dalam kerangka BRI. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengintegrasikan data kuantitatif dan kualitatif untuk memberikan pemahaman yang komprehensif. Pada tahap kuantitatif, data dikumpulkan dari 84 karyawan Indonesia dengan menggunakan CQS dan IWPQ untuk mengukur empat dimensi CQ (Metakognitif, Kognitif, Motivasi, dan Perilaku) serta hubungannya dengan kinerja kontekstual dan tugas. Data dianalisis menggunakan metode PLS-SEM melalui program SmartPLS versi 4.1.1.2. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua dimensi CQ berpengaruh positif terhadap kinerja kerja individu, dengan dimensi Motivasi (Drive CQ) memberikan pengaruh paling kuat. Untuk memperkaya temuan kuantitatif, data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dengan karyawan, manajer dan eksekutif terpilih. Berdasarkan wawasan tersebut, penelitian ini mengusulkan integrasi intervensi berbasis CQ ke dalam program pelatihan yang telah ada. Intervensi yang ditargetkan ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi antar budaya karyawan, meningkatkan kemampuan adaptasi, serta mengoptimalkan kinerja tim lintas budaya. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap diskursus yang lebih luas mengenai manajemen lintas budaya, lokalisasi tenaga kerja, dan pembelajaran organisasi dalam operasi multinasional, juga menawarkan rekomendasi praktis untuk mengintegrasikan pengembangan CQ ke dalam strategi sumber daya manusia guna meningkatkan kolaborasi.