Indonesia merupakan salah satu penghasil rumput laut (makroalga) terbesar di dunia. Rumput laut merupakan salah satu sumber senyawa bioaktif alami seperti lipid, polisakarida, protein, senyawa fenolik, flavonoid, dan terpenoid. Senyawa bioaktif tersebut dapat dimanfatkan dalam bidang kesehatan dan farmasi. Gracilaria sp diketahui sangat berlimpah di Indonesia dan senyawa aktif yang dikandungnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antikanker. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada wanita didunia. Saat ini pengobatan kanker melalui kemoterapi dan radioterapi menimbulkan efek samping seperti kardiotoksisitas dan efek resistensi sel kanker terhadap obat-obat tersebut. Pengobatan menggunakan bahan alam dapat memberikan efek samping yang seminimal mungkin dan relatif aman. Salah satu karakteristik dari kanker adalah kemampuannya dalam menghindari kematian sel terprogram (apoptosis). Jalur intrinsik apoptosis (mitokondria) sering dikaji untuk melihat efek suatu senyawa atau obat yang dapat digunakan sebagai agen kemoterapi. Jalur ini dicirikan dengan adanya gangguan permeabilitas membran mitokondria saat menerima stimulus apoptosis berupa senyawa toksik, radiasi, dan stres oksidatif. Perubahan permeabilitas membran ini diikuti dengan terbentuknya pori pada membran luar mitokondria sehingga protein yang berperan dalam kematian sel seperti sitokrom c akan terlepas dari ruang antar membran mitokondria.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak kasar metanol-air dan fraksi aktif Gracilaria corticata terhadap aktivitas sitotoksik dan pelepasan sitokrom c pada sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini, aktivitas sitotoksik dari ekstrak kasar dan fraksinya diuji dengan metode MTT dan dilakukan perhitungan konsentrasi sitokrom c yang dilepaskan dari mitokondria pada sel yang telah diberi perlakuan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Ekstrak kasar metanol-air Gracilaria corticata diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol: kloroform: buffer posfat 50 mM pH 7,6 (2:1:0,5 v/v). Hasil ekstraksi menunjukan ekstrak kasar yang diperoleh sebesar 1,13% (b/b sampel kering) dengan kadar air Gracilaria corticata sebesar 88,9% (b/b sampel basah). Fraksinasi ekstrak kasar metanol-air menggunakan kromatografi kolom menghasilkan 7 fraksi yang dikelompokkan berdasarkan kemiripan pola spektrum UV-Vis pada panjang gelombang 200-420 nm yang merupakan serapan dari senyawa fenolat, flavonoid dan glikosida. Berdasarkan uji TPC (Total Phenolic Content) dan TFC (Total Flavonoid Content) bahwa FG2, FG6 dan FG7 memiliki kandungan total fenolat (61,36 ± 4,37; 56,03 ± 1,94; dan 77,14 ± 3,36 mg GAE/g fraksi) dan flavonoid (54,04 ± 6,68; 47,64 ± 1,55; dan 65,65 ± 3,83 mg QE/g fraksi) tertinggi sehingga digunakan lebih lanjut dalam pengujian aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker MCF-7. Data MTT menunjukan bahwa IC50 (Inhibitor Concentration 50) FG7 (20,29 μg/mL) lebih kecil dari eksrak kasar (33,01 μg/mL), FG2 (33,47 μg/mL), FG6 (50,75 μg/mL). Nilai IC50 FG7 tersebut memenuhi standar National cancer Institute bersifat sitotoksik, sementara ekstrak kasar, FG2 dan FG6 kurang bersifat sitotoksik. Doksorubisin (1 μg/mL) diketahui mampu menginduksi lepasnya sitokrom c sebesar 21,46 μM. Pemberian perlakuan dengan IC50 ekstrak kasar (33,01 μg/mL) terhadap sel MCF-7 mampu menginduksi lepasnya sitokrom c sebesar 1,47 μM atau setara dengan 6,87 % dari doksorubisin, sedangkan pemberian perlakuan dengan IC50 FG7 (20,29 μg/mL) mampu menginduksi lepasnya sitokrom c sebesar 8,82 μM atau setara dengan 41,07 % dari doksorubisin. Analisis lebih lanjut terhadap spektrum sinar UV menunjukkan bahwa FG7 berada pada panjang gelombang 211, 261, 263, 265, dan 338 nm yang diduga sebagai campuran dari senyawa fenolat, flavonoid dan glikosida. Dapat disimpulkan bahwa senyawa sitotoksik pada FG7 yang diduga mengandung senyawa fenolat, flavonoid dan glikosida memiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi sehingga dapat melepaskan sitokrom c yang lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak kasar metanol-air Gracilaria corticata.
Perpustakaan Digital ITB