SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
SHABRINA HIKMATUL A R
EMBARGO  2028-11-06 
EMBARGO  2028-11-06 
Tumbuhan famili Apocynaceae dikenal sebagai sumber alkaloid bioaktif yang memiliki
efek terapeutik, termasuk aktivitas antikanker (vinblastin) dan antipsikotik (alstonin).
Berbagai senyawa dari famili ini menunjukkan aktivitas biologis, seperti antikanker dan
antidiabetes, berdasarkan hasil uji in vitro. Salah satu spesies yang termasuk dalam famili
Apocynaceae adalah Kopsia fruticosa. Kajian fitokimia tumbuhan K. fruticosa di luar
Indonesia telah banyak dilaporkan dan diketahui bahwa spesies ini menghasilkan alkaloid
kelompok indol monoterpen. Beberapa senyawa alkaloid dari tumbuhan K. fruticosa telah
dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel BGC-823 (karsinoma lambung),
MCF-7 (kanker payudara), W480 (kanker usus), HS-1, HS-4, SCL-1, dan A431
(dermatoma). Namun, penelitian terhadap kandungan alkaloid tumbuhan K. fruticosa yang
tumbuh di Indonesia masih sangat terbatas, dan sejauh ini hanya dua alkaloid dari daun
yang telah diisolasi serta pengujian aktivitas ekstrak kulit batang. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan melakukan karakterisasi struktur alkaloid
dari daun K. fruticosa yang tumbuh di Kebun Raya Bogor. Selain itu, dilakukan pula
evaluasi aktivitas dari ekstrak alkaloid total dan senyawa hasil isolasi, meliputi uji
sitotoksik terhadap sel MCF-7 serta uji aktivitas inhibisi enzim ?-glukosidase. Proses
isolasi senyawa alkaloid dimulai dengan maserasi serbuk daun kering menggunakan aseton
dan dilanjutkan dengan ekstraksi asam-basa ekstrak aseton untuk memperoleh ekstrak
alkaloid total. Pemisahan dan pemurnian ekstrak alkaloid total dilakukan melalui
kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan kromatografi radial (KR). Uji kemurnian
senyawa dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan tiga sistem eluen
berbeda. Struktur senyawa hasil isolasi dikarakterisasi melalui data spektroskopi NMR 1D
(
1H dan 13C) serta 2D (HSQC dan HMBC). Sementara stereokimia struktur senyawa hasil
isolasi ditentukan berdasarkan pengukuran putaran optik spesifiknya dan dibandingkan
dengan data literatur. Dari hasil isolasi, diperoleh dua senyawa alkaloid indol monoterpen
dengan kerangka aspidosperma, yaitu frutikosamin (45,6 mg) dan frutikosin (29,3 mg).
Frutikosamin memiliki putaran optik spesifik [?]?
25
+37,3° (c 0,075, CHCl?), sedangkan
frutikosin menunjukkan rotasi [?]?
25
-20,4° (c 0,31, CHCl?). Kedua senyawa tersebut
merupakan epimer yang berbeda pada konfigurasi alkohol sekunder di posisi C-16, dan
merupakan senyawa khas pada genus Kopsia. Uji aktivitas terhadap sel kanker payudara
MCF-7 menunjukkan bahwa ekstrak alkaloid, frutikosamin, dan frutikosin bersifat cukup
aktif dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 92,90; 117,31; dan 69,46 µg/mL. Sementara
hasil uji aktivitas inhibisi enzim ?-glukosidase menunjukkan bahwa baik ekstrak alkaloid
total maupun senyawa frutikosamin dan frutikosin tidak menunjukkan aktivitas
penghambatan yang signifikan terhadap substrat sukrosa maupun maltosa. Persentase
inhibisi enzim tertinggi terhadap substrat sukrosa diperoleh dari frutikosin (100 µM)
sebesar 1,20%. Sementara itu, ekstrak alkaloid total (1600 ppm) menunjukkan persen
inhibisi enzim terhadap substrat maltosa sebesar 7,37%.
Perpustakaan Digital ITB